KRICOM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat kaget saat melihat undangan peresmian Muhammadiyah Business Center Pimpinan Ranting Pondok Labu. Sebab di situ tertulis nama Din Syamsuddin selaku Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu.
Sebab sebelumnya, Din diketahui merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah. Kalau boleh diibaratkan, jabatan Pengurus Majelis Ulama itu turun drastis dari seorang kapolri menjadi kapospol.
"Saya jujur kaget. Apa mungkin dari ketua umum dua periode yang kira-kira satu level dengan Kapolri kalau di Polri, ini turun menjadi Kapospol," kata Tito saat ditemui di Pondok Labu, Jalan RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta, Minggu (19/11/2017).
"Tapi setelah saya meyakinkan, saya melihat di situlah ada yang menyentuh hati saya. Kenapa seorang profesor, ketua umum mau menjadi ketua ranting, ini sesuatu yang luar biasa," jelasnya.
Menurutnya, sikap Din Syamsuddin seperti ini harus diteladani oleh tokoh masyarakat dan pejabat negara. Sebab meski sudah pensiun dari posisi paling tinggi, dia tidak malu memegang jabatan terendah.
"Sesuatu karakter, teladan yang dapat kita tiru semua, kenapa masih terus mengabdi kepada masyarakat, nah itu poin penting buat saya," ungkapnya.
Di sisi lain, mantan Kapolda Metro Jaya ini mengapresiasi sikap Din Syamsudin yang mau menjalankan bisnis perekonomian rakyat, yaitu koperasi.
"Kedua saya melihat, gerakan yang dikerjakan oleh beliau yaitu membentuk koperasi Muhammadiyah ini suatu yang luar biasa karena menurut saya gerakan koperasi merupakan sistem ekonomi jalan tengah di tengah-tengah merebaknya kapitalisme dan lain-lain," terangnya.
Dari pergerakan ekonomi koperasi ini, Jenderal Tito berharap perekonomian kapitalis yang membunuh perekonomian rakyat bisa berhenti.
"Jadi berasal dari rakyat, dikelola oleh rakyat, untuk rakyat juga. Ini akan dapat membendung arus kapitalisme dan liberalisme dan otomatis juga dapat membendung arus ideologi komunisme," pungkasnya.