KRICOM - Gereja kembali menjadi sasaran teror dari para anggota kelompok radikal. Baru-baru ini, sebuah insiden penembakan di dalam sebuah gereja Ortodoks, di kawasan Kaukasus Utara Dagestan, Rusia.
Aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh simpatisan ISIS tersebut terjadi pada hari Minggu (18/2/2018) waktu setempat. Akibatnya, setidaknya lima perempuan tewas dan lima orang lainnya, termasuk dua personel Kepolisian Rusia mengalami luka-luka.
"Seorang pria tak dikenal melakukan penembakan dengan menggunakan senapan berburu di Kyzlyar dan menewaskan empat perempuan," demikian bunyi pernyataan yang diucapkan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia, Zalina Mourtazalieva, seperti dikutip dari The Guardian.
Adapun perempuan kelima meninggal dunia akibat luka-luka fatal meskipun telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut keterangan saksi, aksi penembakan terjadi ketika umat di Gereja Ortodoks Lent tengah menjalankan ibadah mingguannya pada siang hari. Di saat itu tiba-tiba seorang pria mendatangi gereja tersebut dan langsung melepaskan tembakan.
"Kami baru saja selesai menjalankan misa dan akan meninggalkan gereja. Namun tiba-tiba seorang pria dengan berewok mendatangi gereja dan berteriak, 'Allahu Akbar' lalu membunuh empat orang," ujar Pastor Pavel yang berada di lokasi kejadian saat insiden berlangsung.
"Ia membawa sebuah senapan dan sebilah pisau," lanjutnya.
Sampai saat ini Kepolisian Rusia masih mendalami insiden penembakan fatal tersebut. Dugaan sementara, aksi ini terkait dengan kelompok radikal ISIS, tetapi belum ada konfirmasi dari pihak otoritas Rusia.
Dagestan sendiri merupakan sebuah kawasan termiskin di Rusia yang berbatasan langsung dengan Chechnya. Wilayah tersebut dikenal sebagai 'sarangnya' pemberontak Islamis yang kerap menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Adapun insiden penembakan tersebut terjadi tepat satu bulan sebelum digelarnya Pemilihan Presiden Rusia, yaitu pada 18 Maret 2018 mendatang.