PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL Tbk (SIDO) adalah perusahaan yang secara berkesinambungan terus mengembangkan penelitian demi menjaga mutu dan kualitas obat-obat herbal yang dihasilkannya.
Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya produk-produk obat berbahan baku herbal produksi PT Sido Muncul yang aman dikonsumsi oleh masyarakat setelah melalui serangkaian proses penelitian yang akurat.
Dan hingga saat ini pun, SIDO tetap berkomitmen untuk terus berinovasi menciptakan produk-produk baru dan mengembangkan produk yang sudah ada agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Perseroan, Venancia Sri Indrijati, dalam acara Public Expose Maraton, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (9/10/2017).
"Sampai pertengahan tahun ini, SIDO telah meluncurkan empat produk atau varian baru, yakni Tolak Linu Mint Herbal, Kuku Bima Herbal, Alang Sari Bligo, dan Colamik. Dalam waktu dekat ini, kami juga akan merilis produk baru, namun belum bisa kami sebutkan sekarang," tuturnya, Rabu (9/10/2017).
Selain mengembangkan produk baru, kata Venancia, perusahaan juga akan mereformat produk, khususnya produk jamu tradisional. Pasalnya, saat ini produk jamu tradisional ini masih sekitar 15% dan sisanya sekitar 85% sudah jamu modern.
"Reformat produk ini adalah bagian dari inovasi perusahaan untuk menciptakan produk-produk baru yang pastinya bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Strategi bisnis dengan mereformat produk, khususnya jamu tradisional inilah yang sekaligus menjawab pertanyaan kenapa Sido Muncul tidak berhasrat untuk mengakuisisi produsen jamu lainnya seperti PT Nyonya Meneer yang dikabarkan pailit.
"Dari sisi produk, kami itu sudah beda. Mereka itu memproduksi jamu tradisional, sementara kalau SIDO kan jamu modern. Kalau dibandingkan ya tidak apple to apple. Udah gitu perusahaan itu kan mau pailit, perusahaan yang mau pailit itu tidak bisa diakuisisi," tegasnya.