KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mulai melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab pasti kematian bayi Tiara Deborah Simanjorang. Nantinya, beberapa saksi akan diperiksa polisi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik sudah mendapatkan laporan mengenai kematian bayi Deborah.
"Ya betul, sedang dalam lidik," kata Argo saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (11/9/2017).
Argo menjelaskan, penyidik akan mencari titik terang dari penyebab kematian bayi Deborah. Dalam hal ini, semua pihak akan diperiksa.
Ke depannya, penyidik akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat yang menangani bayi Deborah dan juga orangtua bayi Deborah.
"Semua yang ada kaitanya dan yang mengetahui tentu diperiksa," jelas Argo.
Nyawa bayi Deborah tak tertolong akibat persoalan administrasi. Selama 7,5 jam bayi Deborah tidak mendapatkan penanganan yang maksimal hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada pukul 10.00 WIB, Minggu 3 September 2017.
Peristiwa nahas ini terjadi saat bayi Deborah mengalami sesak napas pada pukul 02.30 WIB, Minggu 3 September. Deborah yang terus batuk membuat kedua orangtuanya, Henny Silalahi dan Rudianto Simanjorang langsung membawa Deborah ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat.
Karena keadaan Deborah yang sudah memburuk, dokter jaga saat itu, dr. Iren meminta Deborah untuk dibawa ke ruang perawatan intensif khusus bayi (pediatric intensive care unit/PICU) agar perawatannya maksimal. Henny dan suamiya diminta membayar uang muka perawatan PICU sebanyak Rp 19,8 juta.
Karena kejadiannya tiba-tiba, mereka tak memiliki uang sejumlah itu. Keduanya lantas menunjukkan kartu BPJS Kesehatan berharap bayi Deborah ditangani dulu. Namun, RS Mitra Keluarga Kalideres menyatakan belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sehingga prmintaan itu ditolak.
Henny dan Rudianto yang hanya memiliki uang Rp 5 juta memohon agar anaknya ditangani dulu. Mereka berjanji akan melunasi uang yang diminta begitu matahari terbit.
Pukul 06.00 WIB, kondisi Deborah semakin menurun. Ia masih di ruang IGD. Selama 17 menit berselang, Henny memposting kegalauannya di akun Facebook. Beberapa temannya merespon. Ada yang menyarankan untuk dibawa ke RS Tangerang.
Di sela itu, Henny juga berselancar mencari rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS dan memiliki fasilitas PICU. Henny juga meminta sahabatnya, Iyoh, untuk mengecek ke Rumah Sakit Koja.
Pukul 09.00 WIB, dr. Irfan, dokter jaga yang bertugas menemui orangtua Debora, Henny dan Rudianto. Dokter itu memberi tahu jika kondisi Deborah semakin memburuk. Wajah Deborah pucat dan badannya dingin. Sejam berselang, Deborah pun mengembuskan napas terakhir.
Comment