KRICOM - Gerindra tengah menjaring nama calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Setidaknya ada 15 nama cawapres yang bakal disaring, termasuk nama mantan Hakim Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Disinggung soal bursa cawares Prabowo, Mahfud enggan memastikan kesediaan. Menurutnya, pencatutan namanya itu sebagai wewenang setiap partai.
"Kalau saya tidak bisa, tidak mau mengatakan bersedia atau tidak. Tetapi pada dasarnya berkali-kali sudah saya katakan, saya tidak ingin aktif menanggapi itu. Tidak juga tidak apa-apa," kata Mahfud dihubungi wartawan, Jumat (16/3/2018).
Ia menghormati Gerindra saat memasukkan namanya dalam bursa cawapres Prabowo. Sesuai konstitusi, pasangan capres-cawapres itu diajukan oleh partai politik peserta pemilu baik sendirian maupun bersama-sama yang mempunyai suara 20 persen.
"Kita semua harus hormati itu. Dan aturan itu bagus karena bagaimanapun partai politik itu adalah penyangga demokrasi dan itu hak yang harus dihormati sepenuhnya," ucapnya.
Ia pun menghargai dan memberi pintu lebar kepada partai politik, terutama untuk mencari pasangan capres-cawapres.
"Siapapun yang mereka putuskan ya kita harus terima," jelasnya.
Partai Gerindra menjaring nama calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Setidaknya ada 15 nama yang kini digodok menjadi cawapres pendamping mantan Danjen Kopassus ini.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantoro menyebut, beberapa nama cawapres Prabowo berasal dari kalangan non partai politik. Beberapa di antaranya adalah mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; mantan Kemenko Kemaritiman, Rizal Ramli; dan mantan Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD.
"Ya itu lah dan beberapa nama yang lain," ungkap dia kepada wartawan, Jumat (16/3/2018).