KRICOM - Dunia militer Amerika Serikat (AS) dikejutkan oleh skandal memalukan. Baru-baru ini, sebanyak 267 foto yang memperlihatkan sejumlah tentara perempuan AS bugil tersebar secara luas ke dunia maya.
Menurut laporan yang dirilis VICE News pada Jumat (9/3/2018) silam, foto-foto tersebut tersimpan dalam sebuah folder di sebuah akun Dropbox. Setidaknya terdapat ratusan foto tentara perempuan yang kini telah tersikulasi di grup-grup aplikasi berkirim pesan.
"Beberapa foto tersebut adalah swafoto (selfie), sedangkan yang lainnya diambil oleh orang lain. Beberapa menunjukkan beberapa perempuan sedang melakukan aktivitas seksual," demikian bunyi laporan yang dirilis VICE.
Foto-foto tersebut tersimpan dalam folder bernama 'Hoes Hoin'. Di dalamnya juga terdapat tiga subfolder yang diberi nama-nama perempuan. Beberapa foto tersebut memperlihatkan wajah para perempuan, papan nama, sedangkan foto lainnya menunjukkan seragam dan papan nama.
Dari penyelidikan yang dijalankan, tautan menuju folder tersebut pertama kali muncul di sebuah grup Facebook bernama 'Blame Marines United (Non-Butthurt Edition)' sekitar dua pekan lalu. Namun grup tersebut kini telah ditutup oleh Facebook setelah salah seorang veteran Korps Marinir AS bernama Erin Kirk-Cuomo melaporkan keberadaan foto-foto tak senonoh tersebut.
Selain itu, pihak Dropbox juga dilaporkan telah menghapus folder tersebut dari jaringannya.
"Tautan menuju folder telah dihapus dan dicekal agar tidak bisa disebarkan kembali di Dropbox. Kami akan menyelidiki laporan-laporan terkait pelanggaran terhadap Kebijakan Penggunaan. Jika kami menemukan pelanggaran, kami akan menghapus konten dan jika dibutuhkan akan melaporkannya ke pihak berwajib," demikian bunyi pernyataan yang dirilis Dropbox.
Kementerian Pertahanan AS juga berjanji untuk menyelidiki terkait penyebaran foto-foto bugil para anggota militer AS dan mengawasi media sosial.
"Meski begitu, media sosial akan terus berkembang. Tantangannya adalah kami harus terus waspada dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi para korban dari cyberbullying, sekaligus para pelakunya," ujar Juru Bicara Pentagon, Mayor Carla Gleason.