KRICOM - Political Communication Institute (Polcomm Institute) merilis hasil penelitian yang dilaksanakan kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia terkait elektabilitas partai jelang Pemilu 2019. Dari hasil penelitian itu, diketahui Partai Hanura memiliki elektabilitas rendah hanya sebesar 2,08 persen.
Politikus Partai Hanura, Inas Nasrullah tidak khawatir atas temuan hasil survei Polcomm Institute mengingat sudah biasa mendapat hasil buruk dalam survei.
"Hanura pada Pileg 2014 juga tidak mencapai 4% hasil surveynya," kata Inas saat dihubungi awak media, Senin (26/3/2018).
Meski acapkali menerima hasil buruk di survei, Hanura mampu memutarbalikkan keadaan. Terbukti pada Pileg 2014, partai pimpinan Oesman Sapta Odang ini mampu meraup 5 persen perolehan suara nasional.
"Tapi faktanya Hanura berhasil meraup suara lebih dari 5%. Hal tersebut dikarenakan yang disurvei adalah partai, bukan caleg (calon legislatif). Padahal Hanura masih mengandalkan kekuatan caleg yang umumnya tokoh yang memiliki segmen pemilih tersendiri," ujarnya.
Ia yakin dengan kekuatan kader yang dimiliki, Hanura mampu lolos parliamentary threshold sebesar 4 persen dan mampu memutarbalikkan hasil survei dari Polcomm Institute.
"Kami punya target 30-40 kursi," tandasnya.
Dari hasil temuan Polcomm, ada beberapa partai yang kini bercokol di parlemen namun terancam tidak lolos syarat parliamentary threshold sebesar 4 persen. Beberapa partai itu yakni NasDem, PPP, dan Hanura.
Hasil survei Polcomm menyatakan elektabilitas Hanura hanya sebesar 2,08 persen, sementara Nasdem sebesar 2,50 persen, dan PPP sebesar 2,17 persen.
Sementara tiga partai politik, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Gerindra dan Golkar diyakini memiliki elektabilitas tinggi pada Pemilihan Umum 2019. Berdasarkan hasil survei, PDIP unggul dengan 23,5 persen. Posisi kedua ditempati Gerindra dengan 17,75 persen, kemudian disusul Golkar dengan elektabilitas 15,75 persen.
Survei Polcom menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan sekitar 1.200 responden di 34 provinsi pada tanggal 18-21 Maret 2018 dengan wawancara tatap muka. Adapun tingkat kepercayaan dari survei ini sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,83 persen.