KRICOM - Tingkat keterkenalan dan popularitas Puti Guntur Soekarno di Wilayah Jawa Timur ternyata tidak sebesar yang dibayangkan. Padahal dia merupakan cucu Presiden pertama Indonesia.
Wasekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji kaget melihat hasil survei tersebut. Sebab sebelumnya, partainya merasa khawatir kalau Khofifah-Emil bakal kalah telak melawan petahana.
"Waktu itu memang kami sempat deg-degan. Kami bayangkan, wah ini ada figur yang bisa menyatukan kaum marhaen. Tapi dengan survei ini, 'oh ternyata tidak hebat-hebat banget'," kata Sarmuji di Hotel Atlet Century Park, Jakarta Pusat, Rabu (21/3/2018).
Padahal dengan membawa nama besar Soekarno, seharusnya popularitas Puti Guntur bisa melejit.
Bagi Sarmuji, fakta tersebut tentunya menjadi peluang bagi pasangan yang diusung untuk memenangkan kontestasi politik di Jawa Timur.
"Tapi kan Soekarno dikenal semenjak 1901 (tahun lahir Soekarno). Soekarno dikenal sejak 1945 (tahun kemerdekaan RI). Justru saya heran dengan membawa nama besar Soekarno, tingkat pengenalan dan kesukaannya segitu. Saya heran," lanjut dia.
Dia menduga, rendahnya popularitas Puti dibanding Emil Dardak lantaran dia baru ditunjuk PDI Perjuangan saat last minute.
"Memang, Mbak Puti baru ditetapkan sebagai calon wakil gubernur itu satu bulan lalu, jadi asumsinya wajar jika tingkat pengenalan dan kesukaan publik segitu," tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, dua sosok calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Timur, yakni Emil Elistianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno, masih kurang dikenal dan disukai pemilih.
Hal itu terlihat dari hasil survei terhadap 1.200 responden yang dilaksanakan pada 3 hingga 8 Maret 2018.