KRICOM - Pengamat terorisme Al Chaidar cukup kaget terhadap aksi penyerangan dan pembakaran kantor Polres Dharmasraya, Sumatera Barat yang terjadi pada Minggu (12/10/2017) sekitar pukul 02.45 WIB yang diduga dilakukan oleh teroris.
Pasalnya, Provinsi Sumatera Barat dinilainya memiliki tingkat radikalisme yang rendah.
"Ini enggak terprediksi, karena sebelumnya Sumatera Barat itu kan tingkat radikalisme sangat kurang, bahkan banyak dianggap beberapa analis itu sebagai daerah yang memiliki tingkat radikalisme yang paling lemah," ucap Al Chaidar kepada Kricom.id, Minggu (12/11/2017).
Jika dilihat dari kasus pembakaran di Polres Dharmasraya, ia beranggapan bahwa kelompok radikali saat ini telah 'membangun' kekuatan yang bisa mengarah pada revolusi. Terlebih di daerah tersebut sebelumnya dinyatakan 'bersih' dari kelompok radikal.
"Memang ini sebuah periode di mana kekuatan-kekuatan kelompok Islam ini sedang mengkristal. Jadi kalau pemerintah tidak bisa mengantisipasi, saya kira kekuatan ini akan menguat terus-menerus dan itu akan mengalami deret ukur multifikasi yang sangat luar biasa besar dan itu bisa mengarah kepada revolusi," tegas Al Chaidar.
Di sisi lain, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto membenarkan adanya penembakan dua terduga teroris yang bersamaan dengan terbakarnya Polres Dharmasraya minggu dini hari.
Kendati demikian, pihak kepolsian masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait hubungan keduanya.
"Kami masih mendalami apakah ada hubungan antara kebakaran di Polres Dharmasraya dengan teroris yang tertembak," tegas Rikwanto kepada wartawan.