KRICOM - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyikapi peran media sosial yang acapkali digunakan sebagai alat untuk memprovokasi masyarakat dalam bagian aksi terorisme.
Sekretaris Utama (Sestama) BNPT R. Gautama Wiranegara mengungkapkan, medsos sering dipakai para pelaku terorisme untuk melancarkan aksinya.
"Banyak masyarakat kita yang tertipu, yang hanyut hanya dengan ajakan-ajakan yang palsu,” ujarnya seperti dilansir Setkab, Rabu (6/12/2017).
Ia pun memaparkan berbagai hasil riset terkait terorisme. Di antaranya penelitian Saiful Mujani Research and Consulting tahun 2015 yang menyebutkan 4 persen usia produktif (22-25 tahun) setuju dengan Gerakan Terorisme ISIS.
“Kenapa? Itu karena social media,” imbuhnya.
Oleh karena itu, berdasarkan fakta-fakta ini, pentingnya dibuat rumusan rencana yang tepat untuk menanggulangi dan mengatasi terorisme di media sosial.
Di sisi lain, ia menyadari, penanganan terorisme tidak bisa dilakukan sendiri. Untuk itu, BNPT akan membentuk Satuan Tugas di Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang akan melibatkan semua Kementerian/Lembaga (K/L) yang ada.
Senada dengan Gautama, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Niken Widiastuti juga mengutarakan soal ajakan untuk memerangi dan menanggulangi terorisme.
“Masalah penanggulangan terorisme ini memang hal yang sangat penting sekali yang harus kita kerjakan bersama-sama, harus kita pikirkan bersama-sama,” kata Niken.