KRICOM - Pembakaran Mapolres Dharmasraya yang diduga dilakukan oleh anggota kelompok radikal menjadi ironi tersendiri bagi pengamat terorisme, Al Chaidar. Meski telah berkali-kali dicari dan dibasmi keberadaannya oleh polisi, namun aksi mereka seolah tak mati.
Chaidar menilai, semakin menggilanya aksi terorisme yang secara terang-terangan menyerang aparat penegak hukum menunjukkan paham radikal masih masih memiliki kekuatan politik untuk mendapat dukungan dari segelintir masyarakat.
"Fenomena ini menunjukan bahwa populisme ataupun kekuatan politik kelompok radikal itu semakin mendapatkan dukungan rakyat. Jika ini tidak diantisipasi pemerintah dengan cara yang cerdas maka ini akan terjadi revolusi dan bisa jadi Indonesia akan menjadi suriah," ucap Al Chaidar kepada Kricom, Minggu (12/11/2017).
Meski sudah ditekan ‘corong’ penyebarannya, namun paham radikal masih dengan mudah dicerna oleh orang-orang yang rentan diselewengkan kepercayaannya. Hal ini, menurut Chaidar, telah terbukti dari pengeboman di Terminal Kampung Melayu dan aksi pembakaran Mapolres Dharmasraya.
"Saya kira kekuatan ini akan menguat terus menerus dan itu akan mengalami deret ukur multifikasi yang sangat luar biasa besar dan itu bisa mengarah kepada revolusi karena banyak di antara mereka yang sudah mulai berani tidak hanya menyerang polisi dipinggir jalan tetapi juga menyerang kantor polisi, Mabes polri salah satunya, dan yang sudah terjadi di Polres Dharmasraya,” ungkapnya