KRICOM - Gerakan Alumni 212 diprediksi sudah ditinggalkan sejumlah pengikutnya. Pasalnya, beragam aksi yang kali ini digelar dinilai sudah tak menarik lagi.
Ketua Setara Institute, Hendardi menilai, perlahan gerakan ini mulai kehilangan dukungan.
"Ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran warga untuk menjauhi praktik politisasi identitas agama demi merengkuh dukungan politik atau menundukkan lawan-lawan politik," kata Hendardi dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/12/2017).
Menurut Hendardi, warga juga telah menyadari bahwa gerakan semacam ini membahayakan ikatan sosial bangsa yang majemuk.
"Jadi, kecuali untuk kepentingan elit 212, maka gerakan ini sebenarnya tidak relevan menjawab tantangan kebangsaan dan kenegaraan kita," ungkap pria yang juga aktivis pluralisme dan toleransi beragama ini.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menegaskan, dirinya tak akan datang ke acara reuni akbar 212 yang berlangsung hari ini karena dinilai kental aroma politik. Ma'ruf sendiri menyarankan agar umat Islam lebih memilih kegiatan keagamaan yang baik.
Diketahui, meski Ahok-Djarot kalah, dan Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara menetapkan vonis dua tahun penjara kepada Ahok, hal itu nyatanya tak menyudahi eksistensi para tokoh Aksi 212.
Melalui wadah Presidium Alumni 212 yang mereka bentuk, para tokoh Aksi 212 ini tetap menggelar aksi yang terkait dengan isu agama.