KRICOM - Kekalahan Ketua Umum Parta Gerindra Prabowo Subianto dalam sejumlah lembaga survei belakangan ini memunculkan kekecewaan bagi Politikus Gerindra, Fadli Zon.
Wakil Ketua Umum Gerindra ini menilai, survei konvensional yang biasa dilakukan oleh beberapa lembaga survei dinilainya sudah tak efektif.
"Saya bikin riset di Twitter, (hasilnya) Prabowo 50 persen dan Jokowi 20 persen. Di media sosial coba bikin riset karena media sosial otonomi individu lebih kuat. Mereka (warganet) lebih jujur daripada diwawancara sama lembaga riset malah grogi," kata Fadli saat acara diskusi Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Jalan Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2017).
Fadli menilai, saat ini hampir semua orang mempunyai gadget dan akun media sosial. Dia mencontohkan presiden Amerika, Donal Trump yang menjadikan Twitter sebagai kantor beritanya.
"Tahun 2019 ini akan menjadi dominasi media sosial karena setiap orang memiliki akses informasi yang terhubung seperti FB, Youtube, dan Instagram. Ada perubahan perilaku dari responden juga," tuturnya.
Wakil Ketua DPR ini bahkan sesumbar jika Prabowo akan mengalahkan Jokowi di 2019 mendatang. Dia menyamakannya dengan kemenangan Anies Baswedan di Pilkada DKI lalu.
"Saat itu mayoritas polling memprediksi Anies di bawah (Ahok) sebelum Pilkada. Mayoritas polling di dalam posisi kalah dan tak ada yang memenangkan. Kemudian ketika putaran kedua, hasilnya di luar dugaan malah menang. Malam hari sebelum pilkada 18 April, kami pendukung Anies Sandi ada makan malam, Pak Prabowo sampaikan hasil survei terakhir bahwa Anies Sandi akan menang dengan 58 persen. Itu hanya meleset 0,3 persen dari perhitungan KPUD," tutupnya.
Indo Baromater merilis survei penantang potensial Jokowi di Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi tetap unggul jika dibandingkan dengan nama calon lainnya. Joko Widodo didukung 34,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto 12,1 persen.