KRICOM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai sudah melakukan langkah blunder dengan memperbolehkan adanya kegiatan agama di Lapangan Silang Monas.
Bukannya mendapat simpati, kebijakan Anies justru menimbulkan kalau isu SARA semakin menguat. Apalagi beberapa waktu lalu, dia mengizinkan alumni 212 menggelar reuni akbar.
"Jadi tempat untuk unjuk jagoan dan berlagak.
Isu SARA bisa muncul karena disediakan ruang oleh pemerintah. Mesti dibatalkan kebijakan ini," kata Pengamat Politik, Arbi Sanit kepada Kricom.id di Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Dia menilai, kebijakan tersebut pasti akan menimbulkan pro dan kontra di mata masyarakat.
"Makanya Anies itu lebih baik urus aja jalanan macet dan banjir. Jangan agama diurusin. Malah bikin kontroversi," kata.
"Malah antar agama bisa bersaing dan bertentangan. Dengan adanya putusan MK agama soal agama lain, bisa meminta juga kegiatan disana," tambah dia.
Dia menilai, Monas adalah ruang publik yang paling cocok digunakan untuk hiburan dan belajar sejarah. Sementara, untuk urusan agama, lebih baik dilakukan di tempat ibadah masing-masing.
"Orang punya kebebasan masuk monas, tak boleh dijatahin kepada sana sini. Karena itu ruang publik, siapapun bisa masuk. Agama-agama bisa bersaing dan bertentangan. Nanti yang bukan agama resmi bisa minta haknya juga," tutup Arbi.