KRICOM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diduga tengah melakukan politik pencitraan dengan menggelar acara Natal bersama di Silang Monas, Jakarta Pusat.
Hal tersebut dikatakan Pengamat Politik Ray Rangkuti. Menurutnya, Anies hendak mencitrakan diri sebagai pemimpin yang berdiri di atas semua golongan.
"Dia harus memperlihatkan bahwa dia tak pandang bulu terhadap semua kelompok agama atau suku. Dia ingin memunculkan wajahnya, bahwa selama ini selalu disebut sebagai intoleran, namun dia ingin mematahkan itu," kata Ray saat dihubungi Kricom di Jakarta, Jumat (8/10/2017).
Selain itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini diduga tengah menarik simpati dari kelompok Kristiani yang selama ini dikenal mayoritas pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Dia mulai menyadari. Kalau terus menerus dia berada di lingkungan pemilih yang mayoritas Muslim, enggak akan menguntungkan kebijakannya dimasa mendatang," ujar Direktur Lingkar Madani Indonesia ini.
"Ya seperti memperluas lingkup politiknya atau pengaruhnya. Ini mau tak mau agar dia tak disebut diskriminatif sehingga bukan Muslim saja yang boleh memakai Monas," tambah Ray.
Hal ini dirasa penting untuk kepentingan jangka panjang Anies supaya ke depannya program pemerintah tak terus-terusan dikritik.
"Supaya tak ada stigma bahwa Anies pemimpin yang memiliki kecenderungan intoleran," tutur Ray.
Ray sendiri mengaku tak bisa memastikan, apakah cara yang dilakukan Anies ini bisa mendapatkan pengaruh positif atau tidak.
"Enggak bisa kita nilai sekarang karena sekarang dia sedang memperluas pengaruhnya. Namun, selama ini disikapi secara normatif saja, belum ada yang wow," tutupnya.