KRIMINALITAS.COM, Jakarta - PB Persatuan Tinju Indonesia (Pertina) memberikan uang bonus kepada petinju yang telah mengharumkan nama Indonesia di pentas Sea Games 2017 yang digelar di Malaysia.
Ketua PB Pertina Brigjen Jhony Asadoma mengatakan, uang apresiasi yang diberikan ke para petinju merupakan urunan dari sejumlah pengurus.
"Jadi untuk atlet yang meraih medali emas, perak, dan perunggu kami kasih bonus, itu semua urunan dari pengurus," ujar Brigjen Jhony Asadoma kepada Kriminalitas.com, Kamis (7/9/2017).
Besaran bonus yang diterima Peraih medali emas sebesar Rp 125 juta, peraih medali perak sebesar Rp 35,5 juta dan peraih medali perunggu sebesar Rp 12 juta
Brigjen Jhony mengungkapkan, pemberian bonus dari pengurus PB Pertina ini merupakan wujud penghargaan atas prestasi para petinju nasional yang telah mengharumkan nama Indonesia.
"Sekaligus ini juga menjadi motivasi untuk yang lain agar turut berprestasi," tegas Johny.
Dalam ajang Sea Games 2017 lalu, cabang olahraga tinju menyumbang tiga medali. Raihan emas ditorehkan Aldoms Sugoro di cabang olahraga tinju nomor 52 kilogram setelah menang poin 30-27 atas petinju Thailand Tanes Ongjunta.
Medali perak diraih petinju kelas Walter Ringan (64 kilogram) Sarohatua Lumbantobing. Petinju asal Sumatera Utara ini harus puas dengan 'medali kasta kedua' usai kalah dari petinju Thailand, Wuttichai Masuk.
Sementara medali perunggu diraih oleh petinju kelas 75 kilogram, Richard Oscar Laim. Raihan petinju Indonesia itu sekaligus memenuhi target PB Pertina yang mematok raihan 1 medali emas.
Menanti Kesigapan Kemenpora
Uang apresiasi yang diberikan pengurus PB Pertina untuk petinju nasional yang berprestasi bisa jadi merupakan angin segar tersendiri bagi para atlet.
Pasalnya, anggara dari Kementerian Pemuda dan Olahraga kerap tidak jelas kapan dialirkan. Guna menggelar pelatihan nasional (Pelatnas), anggaran yang disediakan untuk cabang olahraga tinju kerap mampet.
Hal itu pula yang membuat PB Pertina tak bisa langsung mempersiapkan para atlet tinju nasional untuk mempersiapkan diri sejak dini menghadapi pesta olahraga se-Asia, Asian Games 2018 yang akan digelar di tanah air.
"Rencananya kami akan segera memanggil petinju untuk Pelatnas, tetapi masih menunggu sinyal Kemenpora. Kalau mulai Pelatnas, anggaran itu selalu terlambat," terangnya.
"Uang makan kita saja delapan bulan baru dikasih itu pun belum lunas dibayarkan. Jadi masih utang," imbuhnya.
Kendati demikian, semangat pengurus PB Pertina untuk membina atlet berprestasi tak pernah luntur. "Kita para pengurus petinju urunan. Kita fight untuk menghasilkan petinju yang berprestasi," ujar Brigjen Jhony.
"Demi merah putih kita berjuang habis-habisan," pungkasnya.