KRICOM - Lemahnya nasionalisme saat ini memancing Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk berkomentar. Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia kurang memperkuat nasionalismenya di depan orang asing.
Prabowo mengatakan, bangsa Indonesia memiliki adat dan tradisi untuk menjaga kehormatan bangsa di hadapan orang luar, meski menurutnya kondisi saat ini tengah bobrok lantaran masih kalah dengan Negara lain.
"Jadi sekarang itu "right or wrong is my country", bagi seorang patriot harus berani berjuang untuk mendapat sebanyak mungkin 'my country right'. Kita harus berjuang, jangan sampai ita membiarkan ada sesuatu yang tak benar," ujarnya, Sabtu (21/10/2017).
Di hadapan ribuan anak muda saat acara Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2017, Prabowo menegaskan perlu keberanian untuk mengoreksi diri sendiri.
"Jadi saya enggan untuk mencaci maki sesama bangsa di hadapan orang luar. Tapi, kita harus ada keberanian untuk mengoreksi diri sendiri," tutur dia seraya disambut tepuk tangan.
Dia melanjutkan, nasionalisme yang paling cocok untuk bangsa Indonesia adalah nasionalisme yang tak menyakiti orang lain dan yang tidak mengancam orang lain.
"Kalau kita hidup layak dan adil sejahtera, seluruh lingkungan akan menghormati kita. Kita harus belajar dari bangsa lain atas hal-hal yang menguntungkan bangsa. Jadi nasionalisme bukan berarti kita pasrah terhadap kekurangan bangsa kita," tutur dia.
"Nasionalisme yang positif adalah menghormati seluruh bangsa. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak sehingga kita harus menghormati semua bangsa dan suku untuk mencari titik- titk kerja sama," pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia dalam proses menjadi bangsa yang kalah dari bangsa lain. Menurut dia, hal ini merupakan dampak dari kelemahan yang dialami oleh Indonesia pada saat ini.
"Jadi kuli saja kalah, bayangkan dengan negara lain jadi kuli aja kalah," kata rival Jokowi saat Pilpres 2014 lalu ini.