KRICOM - Persaingan antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 lalu dinilai sebagai sejarah politik yang tak terlupakan bagi bangsa Indonesia. Terlebih, hubungan 'adem' keduanya dianggap memberikan angin segar bagi perkembangan demokrasi di tanah air.
"Alhamdulillah pertandingan yang menegangkan lalu antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi sudah berakhir di atas kuda," ujar Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara penutup dalam Conference on Indonesian Foreign (CIFP) 2017 di The Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2017).
Terkait demokrasi Indonesia, ia mengingatkan soal nasionalisme yang belakangan justru jalan mundur. Dia mengatakan hal itu terjadi karena rakyat sekarang justru mempermasalahkan nilai-nilai yang sudah disepakati pendiri bangsa ini seperti soal perbedaan suku bangsa dan agama.
Padahal, menurutnya perbedaan itu telah dilebur ketika empat konsensus ditetapkan sebagai landasan negara Indonesia.
"Padahal di Indonesia tidak ada jalan mundur, hanya ada jalan maju. Kalau mundur, Negara kita hancur. Seharusnya kita meluruskan nilai-nilai yang menjadi pegangan bangsa ini, yaitu revitalisasi Pancasila dan nilai-nilai luhur yang kita sepakati bersama," pungkasnya.