KRICOM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mendapat kesempatan untuk memberikan kuliah umum dalam acara Conference on Indonesia Foreign Policy 2017 yang digelar di Kota Kasablanka.
Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung soal kemiskinan Indonesia yang masih menjadi-jadi. Terutama di Jakarta yang notabene merupakan Ibu Kota.
"Kalau kita lihat kondisi anak-anak kita di Ibu Kota, sudah 72 tahun merdeka, di Ibu Kota tak jauh dari ruangan kita berkumpul, di tempat yang megah ini, sepertiga anak-anak DKI berada kurang gizi," kata Prabowo di Kota Kasablanka, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2017).
Karena sudah biasa kekurangan, masalah yang terus-menerus terjadi di Indonesia ini menjadi hal lumrah bagi sebagian warga. Padahal kurang gizi berdampak besar pada pertumbuhan anak-anak.
"Tapi bangsa Indonesia seneng dengan bahasa-bahasa yang tak enak bicara apa adanya. 'udah biarin kurang gizi, maksudnya lapar'," tutur Prabowo.
Situasi seperti ini berarti menandakan bahwa Indonesia belum memberikan kesehjateraan bagi warganya. Apalagi, masalah kurang gizi juga menimpa wilayah yang jauh dari Ibu Kota.
"Kalau kita lihat di beberapa provinsi lain seperti NTT, dua dari tiga anak-anak, kelaparan artinya kurang gizi dan protein. Yang artinya, sel otak, sel otot, dan sel tulang akan berkurang. Kita menuju bangsa kalahan," jelasnya.
Bukan hanya soal kurang gizi, dari segi intelektual pun prestasi bangsa Indonesia cenderung lebih rendah ketimbang negara-negara lain.
"Studi lembaga internasional, di bidang pendidikan nomor urut kita 65 dari 73 negara yang disurvei. 65 itu dari bawah. Prestasi Matematika Indonesia rangking 36 dari 49 negara. Kita kalah dari Bahrain, Iran, apalagi Korea Selatan dan Thailand," ujarnya dengan nada kecewa.
Dia lantas menyebut soal gini ratio di Tanah Air yang cenderung parah. Yakni 1 persen menguasai 80 persen tanah di republik ini.
"Makanya, gimana untuk sejahtera," cibirnya.
Prabowo mengakui, bobroknya kondisi Indonesia saat ini tak lepas dari nasionalisme bangsa yang cenderung mendasar.
"Kondisi bangsa harus kita akui kita lemah. Tantangan anak muda adalah gimana di setiap bidang kita bertekad untuk mengakui kelemahan kita. Jujur menghadapi kekurangan kita sendiri dan kerja keras atasi kekurangan kita," tutupnya.