KRICOM - Wakil Presiden keenam RI, Jenderal (Purn) Try Sutrisno turut angkat bicara terkait ucapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menggunakan kata pribumi dalam pidato perdananya usai dilantik.
Saat ditemui dalam acara diskusi di Kantor PARA Syndicate, Try menilai 'pribumi' dan 'nonpribumi' adalah istilah yang digunakan Belanda untuk memecah-belah bangsa Indonesia. Ia pun menilai istilah semacam ini sudah tak relevan digunakan di kehidupan saat ini.
"Jangan terpancing isu pribumi-nonpribumi. Itu dulu buatan Belanda supaya kita dipecah-belah," ujar Try, dalam diskusi di Kantor PARA Syndicate, Jakarta, Kamis (26/10/2017).
Try mengatakan, setelah terpecah-belah, penjajah memanfaatkan celah itu dan menguasai Indonesia. Dia pun menyayangkan masih ada orang atau pejabat negara yang menggunakan istilah ini.
"Hati-hati, nih. Kadang politik suka menggunakan istilah ini. Jadi orang yang tak belajar sejarah langsung terpengaruh," jelas Try sambil mewanti-wanti.
"Pribumi dan nonpribumi itu sudah tak ada. Jangan utak atik benih-benih yang bisa memecah-belah. Jangan punya intensi dengan suku. Berpolitik suku-sukuan, pengelompokan kultur, agama, jangan," kata Try dengan nada tinggi.
Dia yakin, saat ini sudah tidak ada lagi warga Indonesia yang pribumi maupun nonpribumi.
"Sekarang sudah jadi satu bangsa, adalah warga negara Indonesia. Jangan diulangi lagi istilah ini, apalagi politik kewarganegaraan. Jangan ditaut-takuti dengan istilah pribumi dan nonpribumi," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dilaporkan Bareskrim Mabes Polri oleh beberapa orang karena menyinggung istilah pribumi dan nonpribumi.
Anies dilaporkan dengan dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana diatur dalam Pasal 4 huruf B ke-1 dan 2 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.