KRICOM - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato politik awal tahun 2018 di Kantor DPC Demokrat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/1/2018). Dalam pidatonya, ada lima hal disampaikan Presiden RI keenam ini.
Pertama, SBY menyoroti soal moral dan etika politik yang perlu dijunjung dalam Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Dia berharap setiap elemen bangsa mampu menjunjung tinggi moral dan etika politik tersebut.
"Mari kita junjung tinggi moral dan etika politik Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 agar berlangsung jujur, adil, dan demokratis," kata SBY dalam pidatonya, Jumat (5/1/2018).
SBY juga meminta penyelenggara Pilkada 2018 dan Pemilu 2018 mampu bekerja maksimal. Selain itu dia meminta penyelenggara pemilu untuk menjaga integritasnya.
"Karenanya baik jajaran penyelenggara pemilu harus merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan kegiatan pemilu dengan baik. Jangan sampai terjadi kesalahan yang sifatnya prinsip," lanjutnya.
Lebih lanjut, SBY mengingatkan perihal netralitas aparatur pemerintahan seperti BIN, Kepolisian, Kejaksaan, dan TNI. Netralitas aparatur pemerintahan ini penting guna menjaga pelaksanaan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 berlangsung adil.
"Demokrat mengingatkan netralitas lembaga negara, seperti BIN, Polri, dan TNI mutlak adanya. Negara harus netral. BIN, Polri, Kejaksaan, dan TNI tidak boleh melakukan kegiatan untuk memenangkan kandidat tertentu. Tidak boleh memenangkan calon legislatif atau parpol tertentu," tuturnya.
Selanjutnya, SBY mengharapkan peran pers yang independen. Jangan sampai media massa digunakan untuk memenuhi hasrat para pemilik kepentingan modal.
"Peran pers yang independen juga sangat diperlukan. Pada hakikatnya pers milik rakyat. Media massa tidak sepatutnya memenuhi kepentingan pemilik modal," ungkapnya.
Terakhir, SBY mengingatkan soal kedaulatan rakyat yang perlu dijaga. Terlebih partisipasi rakyat dalam pesta demokrasi terbilang aktif.
"Terakhir, rakyatlah yang berdaulat. Negara harus menjamin keamanan mereka untuk menentukan pilihannya. Demokrat menilai rakyat makin matang dan partisipatif dalam pemilu. Kita harus menghormati pilihan rakyat dan jangan melakukan intimidasi. Jangan ada yang menghalangi kehendak rakyat," pungkasnya.