KRICOM - Pengamat Militer, Salim Said mengomentari soal banyaknya Jenderal aktif dari TNI dan Polri yang berhasrat bertarung di Pilkada Serentak 2018. Apalagi, beberapa diantaranya ngebet keluar dari institusinya meski belum memasuki masa pensiun.
Bagi Salim, seharusnya ada jeda waktu yang dilalui para Jenderal tersebut antara waktu pensiun hingga mengikuti politik praktis. Kata dia, masa jeda yang ideal sebelum terjun ke dunia politik yakni sekitar dua tahun.
"Saya di DPR itu pernah mengatakan bahwa tentara Israel itu masa jedanya dua tahun. Sebab Israel itu menarik karena sebagian besar politikusnya itu Jenderal," kata Salim saat diskusi bertajuk 'Para Jenderal Berlaga di Pilkada' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/2018).
"Saya juga dapat informasi kalau Amerika itu juga dua tahun. Tapi di Amerika itu tidak mencolok karena jarang mantan tentara Amerika masuk politik," tambahnya.
Menurutnya, jeda waktu tersebut dimaksudkan agar para Jenderal tetap fokus di institusinya tanpa tergoda untuk melakukan politik praktis sebelum masa kerjanya berakhir.
"Itu perlu (masa tenggang) supaya mereka tidak tergoda di waktu-waktu terakhirnya di lembaga itu untuk investasi popularitas supaya terpilih atau dapat dukungan parpol untuk pencalonannya," ujar Guru Besar Universitas Pertahanan tersebut.
Setidaknya, ada lima Jenderal aktif yang siap berlaga pada Pilkada 2018. Mereka adalah Letnan Jenderal, TNI Edy Rahmayadi; Inspektur Jendral Polisi Safaruddin, Inspektur Jenderal Anton Charliyan, Inspektur Jenderal Polisi Murad Ismail, serta Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw.