KRICOM - Insiden pemberian kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia saat berpidato dalam acara Dies Natalis UI ke-62 pada Jumat (2/2/2018) lalu, sebaiknya tidak dianggap berlebihan.
Menurut mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta, pemerintah juga tak perlu memberikan tanggapan serius terhadap aksi mahasiswa yang bernama Zaadit Taqwa tersebut. Menurutnya, apa yang dilakukan Zaadit hanyalah sebatas ekspresi kekecewaan dan tidak berbahaya bagi Presiden maupun kedaulatan negara.
"Anak muda mahasiswa sedang mengekspresikan kegalauannya itu biasa saja, tidak ada yang serius di situ," ucap Anis saat ditemui usai menghadiri acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2/2018).
Adapun latar belakang Zaadit memberikan kartu kuning kepada Jokowi adalah terkait dengan kekecewannya terhadap tiga hal, yaitu gizi buruk dan wabah campak yang menyerang suku Asmat di Papua, lalu rencana pemerintah yang mengangkat Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur dari kalanganPolri-TNI, serta draf peraturan baru Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang dianggap mengancam kebebasan mahasiswa.
"Itu bukan soal kuning/merah. Tergantung rasanya, jadi tergantung dengan apa yang Anda rasakan," ucap Anis.
Ketika ditanya kartu apa yang akan diberikan Anis kepada Jokowi, dirinya tidak berkomentar banyak. "Saya tidak punya kartu sekarang," tutup Anis.