KRICOM - Alam kerap membuat kita kebingungan akan misterinya. Ada yang bisa dijelaskan secara ilmiah dan ada pula yang tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat. Jika kita memandang dari sudut keyakinan, kembali lagi semua fenomena yang terjadi dikarenakan kehendak Tuhan yang telah menciptakan semua ini.
Berbicara tentang alam, belum lama ini terjadi gerhana bulan yang disaksikan berjuta pasang mata ditiap belahan dunia.
Tanggal 31 Januari 2018 pun diprediksi akan terjadi Supermoon yang juga bertepatan dengan Gerhana Bulan Total, yaitu posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus.
Ilustrasi : Metromerauke.com
Nah, pasti masih banyak yang bingung kan, apa itu Supermoon? Supermoon adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika posisi bulan berada di jarak terdekat dengan bumi/ perigee. Ketika fenomena ini terjadi, maka bulan akan 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari ukuran saat purnama biasa/ apogee.
Banyak orang yang menantikan momen ini karena bulan seolah-olah sangat dekat dengan bumi, besar,terang dan seperti bisa disentuh. Fenomena Supermoon tersebut juga dijuluki 'Blue Moon' atau bulan biru.
Tapi jangan salah sangka ya, bulan tidak akan berubah warna biru. Istilah itu merujuk pada terjadinya bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Sebelumnya fenomena serupa juga pernah terjadi pada 3 Desember 2017 dan 2 Januari 2018. Maka diperkirakan Supermoon yang akan terjadi mendatang merupakan puncak penutup 'fenomena trilogi supermoon', yakni supermoon, blue moon, dan gerhana bulan.
Menariknya, fenomena dapat dinikmati hingga tengah malam. Namun, hal ini terhitung langka terjadi di Indonesia.
Dilansir dari Space.com, fenomena ini terakhir kali terjadi tahun 1866 atau 152 tahun yang lalu. Wah, sudah lama sekali ya!
Buat kamu yang penasaran dan ingin melihat 'bulan biru' tersebut, pengamatan dapat dilihat secara kasat mata di daerah-daerah perbatasan mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur hingga daerah di sebelah barat Sumatera.
Sedangkan, untuk spot ideal untuk mengamati fenomena langka dapat berkunjung ke Observatorium Boscha Lembang Bandung, TMII, Planetarium, Pulau Seribu, Ancol, dan Kota Tua Jakarta.
Ilustrasi : objekwisatapopuler.com
Selain itu juga dilakukan pengamatan di 21 titik. Bahkan, di Makassar dan Jam Gadang Bukit Tinggi pun terdapat event nonton bersama Super Blue Blood Moon. Seru yah.
BMKG melaporkan Supermoon tidak akan memberi dampak negatif bagi bumi, seperti 'kehancuran bumi'. Sementara NASA menjelaskan fenomena ini biasa terjadi, karena posisi bulan hanya tepat berada di orbit elips terdekat dengan bumi sehingga tidak akan keluar dari orbitnya.
Perlu diketahui juga nih, ada studi yang menunjukkan bahwa bulan purnama atau Supermoon sekali pun tidak akan mempengaruhi perilaku manusia. Jadi jika ada yang mitos mengatakan Supermoon dapat mengganggu kejiawaan manusia itu salah besar.
Namun, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap hati-hati jika terjadi gejolak alam saat Supermoon terjadi, seperti:
- Potensi genangan, banjir maupun longsor. Hal ini patut diperhatikan bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
- Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/ roboh.
- Jangan berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/ petir.
- Untuk masyarakat di sekitar pesisir pantai, agar tetap waspada dan siaga terhadap peningkatan pasang air laut Maksimum yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir ROB (genangan air laut di daratan).
- Waspada hujan lebat disertai angin kencang yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil.
- Menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.
So, dari ulasan di atas jadi semakin penasaran sama Supermoon ya. Semoga fenomena langka seperti ini tidak hanya muncul per 152 tahun. Dan untuk kamu semua, tetap harus waspada ya dengan tanda-tanda alam, jangan sampai rasa penasaran kamu bikin kamu celaka.