KRICOM - Meski suasana Afganistan tengah genting lantaran terjadi serangan teror bom di Kabul, namun hal tersebut tak membuat Presiden Joko Widodo menhurungkan niatnya untuk terbang ke negeri pimpinan Presiden Ashraf Ghani ini.
Dilansir Setkab, Selasa (30/1/2018), dengan hati yang mantap, Jokowi beserta Ibu Negara, Iriana menginjakan kaki sebagai presiden kedua setelah Sukarno yang tiba di negeri yang tengah dilanda konflik ini.
Dari Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Presiden Jokowi dan Iriana bergerak menembus salju dan angin dingin sepanjang jalan menuju Istana Presiden Agr yang ditempuh selama 10 menit.
Namun, meski tergolong singkat, yakni hanya enam jam berada di sini, Jokowi tak mau menyia-yiakan kesempatan untuk bersua dengan sang pemimpin Afganistan.
Kedatangannya pun disambut hangat oleh Presiden Ashraf Ghani. Pertemuan kedua kepala negara ini tampak seperti dua orang sahabat yang sudah lama tak berjumpa.
Mereka pun langsung mengikuti upacara kenegaraan meski suhi menunjukkan 1 derajat celcius. Bahkan, saat pemeriksaan pasukan, keduanya menebarkan senyum sebagai pesan kepada dunia bahwa persahabatan dan perdamaian adalah kunci dalam memanifestasikan kesejahteraan.
Hal tersebut semakin terlihat saat keduanya melakukan pertemuan empat mata. Keakraban tampak di wajah mereka. Tidak ada ketegangan yang menggambarkan mereka berada di tempat yang baru diguncang bom.
Persahabatan kedua pemimpin semakin terjalin saat keduanya tukar menukar penutup kepala. Presiden Jokowi menerima longi, topi panjang yang menjuntai dan juga mengenakan chapan, jubah khas Afganistan. Juntaian longi ini bila dibentangkan mencapai 7 meter.
Sementara Presiden Ashraf Ghani mengganti pakulnya dengan peci berwarna hitam yang langsung dikenakan oleh Presiden Jokowi.
Setelah tukar-menukar tutup kepala, keduanya menunaikan Salat Zuhur berjamaah di masjid yang berada di Istana Presiden Agr. Selanjutnya, mereka memberikan pernyataan pers.
“Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Salju dan hujan tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin,” kata Presiden Ghani.
“Terima kasih atas anugerah Medal Ghazi Amanullah. Medal ini akan menjadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian,” ucap Presiden Jokowi atas penghargaan yang diterimanya.