KRICOM - Rapat Pleno Partai Golkar menunjuk Airlangga Hartarto sebagai ketua umum pengganti Setya Novanto (Setnov). Sesuai rencana penunjukan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar, bakal dikukuhkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengingatkan, momentum pergantian ketua umum perlu dimaksimalkan partai berlambang Pohon Beringin. Utamanya untuk mengembalikan elektabilitas Golkar yang merosot.
"Saya kira momentum minggu ini, sebagai titik balik menaikkan elektabilitas Golkar. Airlangga profesional dan teknokrat," kata Ace ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017).
Dengan latar belakang profesional dan teknokrat, dia percaya, Airlangga mampu mengerek elektabilitas Golkar.
Adapun berdasarkan hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Golkar merosot tajam ketika ketua umum dijabat Setya Novanto yang menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan korupsi e-KTP.
"Saya optimistis Airlangga bisa dongkrak elektabilitas. Survei LSI menyatakan 61 persen Pak Airlangga bisa bangkitkan kejayaan Golkar," terangnya.
Dengan terkereknya elektabilitas, dia percaya diri Airlangga membawa hasil positif ke Golkar dalam menghadapi tahun politik pada tahun 2019. Bukan tidak mungkin, dia mempercayai, Golkar menang dalam pemilihan legislatif 2019.
"Oleh karena itu saya optimis untuk meraih kemenangan 2019," ungkapnya.
Posisi Golkar sebagai partai pemilik elektabilitas tertinggi kedua digeser Gerindra. Hasil ini berdasarkan survei, LSI pada 1-14 November 2017.
Posisi pertama partai pemilik elektabilitas tertinggi dimiliki PDI Perjuangan. Partai besutan Megawati Soekarnoputri mengantongi elektabilitas sebesar 24,2 persen.
Gerindra berada di urutan kedua dengan 13,0 persen. Sementara Partai Golkar di urutan ketiga dengan capaian elektabilitas sebesar 11,6 persen.