KRICOM - Airlangga Hartarto resmi ditunjuk sebagai ketua umum definitif Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Keputusan tersebut berdasarkan hasil musyawarah dalam rapat pleno Golkar yang digelar Rabu (13/12/2017).
Menyikapi itu, Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai dengan jabatan saat ini, Airlangga memiliki nilai tukar yang strategis. Bahkan, dia menilai Airlangga bisa ikut berlaga di ajang Pilpres 2019 mendatang.
Namun, Emrus menyebut akan sulit bagi Airlangga untuk memenangkan Pilpres 2019 mendatang jika maju sebagai Capres. Sebab, Airlangga akan berhadapan langsung dengan Presiden Joko Widodo.
Terlebih, saat ini banyak kasus korupsi yang melibatkan kader Golkar. Kata Emrus, secara tak langsung, hal itu akan membuat persepsi masyarakat negatif terhadap partai berlogo pohon beringin itu.
"Amat sulit dia, karena Jokowi berbagai survei elektabilitasnya sangat tinggi dan Jokowi kuat bagi lawannya," ujar Emrus kepada Kricom, Jumat (15/12/2017).
Karenanya, Emrus menilai posisi Cawapres sangat realistis bagi Airlangga untuk mendamping Jokowi di Pilpres 2019.
"Justru yang bagus memasang cawapresnya Jokowi itu realitas. Amat sulit dia (Airlangga) kalau menjadi capres dengan situasi sekarang. Saya pikir kurang pas kalau dia capres, yang pas cawapres," tandasnya.