KRICOM - Anggota Komisi IV DPR RI, Fadholi hadir dalam acara dalam forum diskusi ‘Komitmen dan Tantangan Ketahanan Pangan Nasional’ di Jakarta, Rabu, (21/3/2018).
Ia menyebut bahwa tujuan impor beras memiliki tujuan mulia. Impor beras dilakukan untuk mengantisipasi kesediaan pangan dan mencegah harga melambung.
“Keperluan kita untuk konsumsi 1 tahun itu 33 juta ton, maka untuk mengantisipasi ini impor dilakukan sebagai cadangan. Jadi impor bukan tujuan, tapi ini kesepakatan bersama ketika itu terjadi. Karena ketika harga melambung berarti kondisi pasar bahaya. Kalau supply berkurang, demand-nya tinggi. Ini kan bahaya,” ucapnya.
Bukan sekadar untuk dijual, impor juga diperuntukkan untuk menjaga keperluan rastra atau raskin.
“Kemarin akhir tahun 2017 operasi pasar luar biasa. Beras yang dikeluarkan Bulog sudah sampai 300 ribu ton dan itu cadangan Bulog sudah menipis. Jadi jangan dijadikan polemik,” terangnya.
Politisi Partai Nasdem ini meminta agar permasalahan terkait impor beras dapat segera selesai. Kemudian Indonesia bisa fokus menjaga ketahan pangan yang merata.
“Kecuali impornya sampai 10 juta atau 2 juta ton, maka itu harus dirunut dari hulu ke hilir permasalahannya supaya ini semua clear agar bisa menjaga kestabilan pangan,” tandasnya.