KRICOM - Pengamat politik Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti meminta agar masyarakat mengkritik partai politik oposisi pemerintah. Bukan tanpa alasan, parpol oposisi dianggap gagal memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
"Patai oposisi tidak melaksanakan tugasnya untuk mengagregasi kepentingan masyarakat, yang kemudian disalurkan dalam parlemen," kata Ray kepada wartawan, Sabtu (10/3/2018).
Ray juga menyesalkan banyaknya politisi dari oposisi yang genit di media sosial.
Ray mencontohkan, ketika UU MD3 yang salah satu pasalnya memasukkan ayat untuk memberikan perlindungan kepada kehormatan anggota dewan, tidak ada penolakan dari oposisi. Sementara, di sisi lain menolak penggunaan pasal penghinaan terhadap presiden dalam RUU KUHP.
"Bedanya UU dipakai siapa? Kalau UU digunakan untuk melindungi oposisi, dia juga mau. Ini di mana nalar publiknya," imbuhn ya.
Padahal, lanjut Ray, pasal karet tentang penghinaan pejabat seharusnya ditolak mengingat hal itu merupakan salah satu hal yang disingkirkan ketika reformasi.
Menurut dia, hingga kini opsosisi tidak mampu membuat diskursus yang sehat di masyarakat terhadap berbagai kebijakan yang telah dituangkan oleh pemerintah dan mengkoreksi kekuasaan, sehingga demokrasi menjadi lebih baik.
"Seharusnya apapun yang dilakukan pemerintah, oposisi seharusnya memperkuat demokrasi bukan memperlemah," pungkasnya.