KRICOM - Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian percaya prosesi Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah berlangsung aman. Dia yakin, tensi pesta demokrasi daerah tersebut tidak 'panas' seperti Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Situasi yang mungkin kurang bagus, seperti Pilkada DKI, kecil kemungkinan terjadi di 171 wilayah ini," kata Tito saat menyampaikan pemaparan dalam Rapat Kerja dengan Komisi III, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Tito menerangkan, ada beberapa faktor yang membuat Pilkada DKI Jakarta berlangsung 'panas'. Faktor pertama adalah latar belakang salah satu calon, baik keagamaan maupun keturunan.
"Ditambah ada beberapa pihak yang kurang nyaman dengan cara bicara salah satu pasangan calon," lanjut dia.
Faktor lain yang membuat Pilkada Jakarta 'panas', yakni dengan adanya perbedaan dukungan antara partai koalisi pemerintah dengan oposisi terhadap pasangan calon.
"Juga dengan komponen keempat, partai pendukung pemerintah dan oposisi pada posisi berseberangan," ungkap Tito.
Namun, kata Tito, beberapa faktor yang menyebabkan Pilkada DKI Jakarta berlangsung 'panas', tidak terdapat di pesta demokrasi 2018. Satu contohnya, tidak banyak terjadi benturan dukungan antara parpol koalisi pemerintah dan oposisi.
"Sehingga ini justru satu faktor pendingin. Kemudian beberapa isu latar belakang agama, kesukuan atau ras, yang sensitif, tidak banyak muncul di semua wilayah," jelasnya.
Memang, kata dia, ada beberapa wilayah yang dianggap proses pemilihan akan berlangsung 'panas'. Namun aparat diyakini sudah mengantisipasi sejak dini.
Namun, sayangnya, Tito enggan menyebut, nama daerah yang proses pemilihan akan berlangsung 'panas' seperti Pilkada DKI Jakarta.
"Mungkin ada satu dua wilayah yang memiliki faktor itu. Tentu ini jadi atensi khusus dan pengamanan khusus di tempat itu. Terutama mendinginkan suasana dan mempersiapkan pasukan yang cukup didaerah itu," tandasnya.