KRICOM - Jatuhnya suara sejumlah kader Gerindra dalam survei Pilkada Serentak 2018 dinilai tak lepas dari belum turun gunungnya Prabowo Subianto. Jika sampai turun, bukan tak mungkin para calon yang diusung akan menang.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono pun mencontohkan soal kemenangan Prabowo di wilayah Jawa Barat saat gelaran Pilpres 2014 lalu melawan Joko Widodo.
"Kan di Jabar yang milih Pak Prabowo pas Pemilu 2014 itu 60 persen. Nah sekarang yang sebel sama Pak Jokowi makin banyak," kata Ferry saat acara diskusi di kantor SMRC, Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
Meski dalam Pilpres 2014 kalah dari Jokowi yang notabene diusung PDIP, namun ia mengakui jika Jawa Barat merupakan basis terbesar partai Gerindra.
"Dulu kan Pak Jokowi menang tipis, tapi di Jabar kalah banyak," papar Ferry.
Di level Pilkada Jabar, Ferry sesumbar jika jagoannya, yakni Sudrajat dan Akhmad Saikhu akan menang dan mengangkangi pasangan yang diusung PDIP.
"Karena rakyat Jabar pasti enggak milih Anton Charliyan, tertutama dari kalangan pemilih muslim. Pasti itu. Taruhan sama saya," tutupnya.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 1-8 Maret 2018 menempatkan pasangan dari Gerindra, yakni Sudrajat-Ahmad Syaikhu di posisi ketiga dari empat pasangan.
Elektabilitas paling tinggi ada pasa pasangan Ridwan-Uu sebesar 43,7%. Duet tersebut unggul dari Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 30,7%, Sudrajat-Ahmad Syaikhu 4,6%, dan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan 2,8%.
Survei SMRC mengambil sampel 801 responden se-Jawa Barat yang memiliki hak pilih. Marjin kesalahan rata-rata sebesar kurang lebih 3,5% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden dipilih secara acak dan diwawancarai secara tatap muka oleh tim survei.