KRICOM - Penolakan terhadap proyek reklamasi juga disuarakan oleh eksponen alumni Universitas Andalas (Unand) Padang. Intinya, mereka meminta pemerintah, baik Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI untuk menghentikan proyek reklamasi ini secara permanen.
"Menurut kami, proyek reklamasi ini punya banyak masalah. Perizinannya sejak awal amburadul dan melabrak sekian banyak aturan," ujar salah satu inisator Alumni Universitas Andalas Menolak Reklamasi Teluk Jakarta, Pedri Kasman kepada Kricom.id, Sabtu (28/10/2017).
Sedangkan dari aspek lingkungan, alumni Unand menganggap reklamasi ini jelas berpotensi besar merusak ekosistem laut, memperparah banjir di daratan Jakarta, dan pencemaran perairan Kepulauan Seribu.
"Bahkan bisa menenggelamkan pulau-pulau di Kepulauan Seribu dan kawasan Banten karena aktivitas pengerukan pasir laut," kata Pedri.
Selain itu, secara ekonomi proyek ini jelas akan merugikan dan mematikan mata pencaharian nelayan Teluk Jakarta. Reklamasi sama sekali tidak menguntungkan rakyat banyak, melainkan hanya menguntungkan segelintir orang dan pemilik modal.
"Kami memandang bahwa reklamasi Teluk Jakarta sama sekali tidak dibutuhkan oleh negara ini. Indonesia memiliki ribuan pulau, bahkan masih banyak yang belum berpenghuni. Tidak ada urgensinya menambah pulau dengan reklamasi," tegas Pedri.
Menurutnya, seandainya pun reklamasi ini dibutuhkan, maka itu harus dilakukan oleh negara. Negara harus punya kendali penuh.
"Bukan seperti sekarang yang dikendalikan oleh korporasi. Kedaulatan negara ini jangan digadaikan pada korporasi kakap pemilik modal," ujar Pedri.
Pedri menambahkan, sejak diinisiasi dua hari yang lalu, saat ini sudah ada sekitar 500 orang yang bergabung dalam gerakan Alumni Universitas Andalas Menolak Reklamasi Teluk Jakarta.
"Dan pada akhirnya kami akan menyampaikan petisi ini kepada Gubernur DKI dan Presiden Republik Indonesia," pungkasnya.