KRICOM - Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto soal Indonesia bubar tahun 2030 menjadi polemik. Beberapa di antaranya menganggap mantan Danjen Kopassus terlalu pesimis dengan bangsanya sendiri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan prediksi Prabowo. Sebab hal itu malah menjadi panggilan untuk menyatukan NKRI.
"Pidato Pak Prabowo bisa sebagai wake up call untuk mempersatukan NKRI," kata Tito seperti dikutip dari Antara, Sabtu (24/3/2018).
Menurutnya, Prabowo memprediksi Indonesia bubar 12 tahun mendatang lantaran membaca tulisan PW Singer dan August Cole. Di situ memang tertulis kalau faktor pemecah belah bangsa jika kekayaan alam suatu negara diambil pihak asing.
"Ini (Ghost Fleet) adalah cerita science fiction. Mereka berdua cukup dikenal reputasinya baik dalam political science, tapi keduanya bukan spesialis untuk Asia Tenggara. Jadi kalau saya melihat kontennya, belum terlalu akurat," tutur Tito.
Sebaliknya, jenderal bintang empat ini menilai faktor pemecah belah kesatuan NKRI adalah kesenjangan ekonomi. Apabila seluruh rakyat bisa sejahtera, maka Indonesia bisa menjadi negara kuat.
"Faktor pemecah bangsa ini menurut saya pribadi, kalau terjadi gap yang besar antara high class, middle class dan low class," pungkas mantan Kapolda Papua.
Beberapa hari lalu, Prabowo pernah berpidato kalau Indonesia akan bubar pada 2030, sesuai hasil analisis ahli asal Amerika yang tertuang dalam sebuah novel "Ghost Fleet". Dia menyebut ada ketimpangan penguasaan kekayaan dan tanah di Indonesia.
"Saudara-saudara. Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," ujar Prabowo kala itu.