KRICOM - Kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Afghanistan belakangan menjadi sorotan publik di Indonesia. Selain kondisi Afghanistan yang sedang diterpa serangan bom di Kabul, kunjungan Presiden Indonesia kali ini merupakan kali kedua setelah kedatangan Presiden Soekarno pada tahun 1961.
Dalam agenda tersebut, presiden sempat bertukar penutup kepala dengan Presiden Ashraf Ghani. Tak sampai di situ, Presiden Joko Widodo juga sempat menjadi Imam Salat Zuhur di Masjid Istana Kepresidenan Agr, Kabul, Afghanistan.
Momen tersebut diabadikan dalam sebuah video yang diunggah di akun Kementerian Sekretariat Negara RI pada 29 Januari. Namun, peristiwa itu makin viral setelah diunggah oleh beberapa akun sosial media yang ada di Indonesia.
Seperti dalam unggahan akun Instagram infia_fact. Presiden Joko Widodo terlihat khusyuk mengimami para pejabat Afghanistan dan Indonesia.
"Presiden Joko Widodo sempat menjadi imam Salat Zuhur di Masjid Istana Kepresidenan Agr, Kabul, Afghanistan. Jokowi menjadi imam salat para ulama di Afghanistan dan ulama NU. Terlihat ada dua saf makmum di belakang Presiden Jokowi," tulis akun tersebut.
Sontak, unggahan itu mendapat berbagai tanggapan dari warganet. Beberapa di antaranya menyambut positif sikap orang nomor satu di Indonesia itu, namun tak sedikit pula yang nyinyir dan menganggap Jokowi hanya pencitraan semata.
"Bahagia melihatnya," tulis akun cindeysemara.
"Miris. Mereka permainkan salat hanya untuk pencitraan. Semoga mereka segera bertobat. Tabayun aja," tulis akun when_die_.
Bahkan tak sedikit yang justru mengomentari penampilan Jokowi saat mengimami salat.
"Kaus kaki dilepas dulu Pak Jok. Apa sudah ngambil wudhu tadi Pak Jok," timpal akun rudiejeck.
Di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo merespon sikap warganet usai melihat videonya saat mengimami salat.
"Itu kan Salat Zuhur, imamnya dari imam masjid di sana. Kemudian kita kan ingin Jamak Taqdim lanjutkan ke Asar, saya ya maju,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Selain itu, Jokowi juga menjelaskan alasan dirinya berkunjung ke Afhganistan meski dalam suasana yang tidak kondusif.
“Itu kan satu kawasan di Asia Selatan. Wong dari sini ke sini dekat,” jelasnya.