KRICOM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada empat tokoh. Penganugerahan itu digelar di Istana Negara pada Kamis (9/11/2017). KRICOM menyusun profil singkat keempat tokoh yang menjadi Pahlawan Nasional baru. Berikut ulasannya.
1. Almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
(Foto: Setkab)
Lahir di Kampung Bermi, Desa Pancor, Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 5 Agustus 1898, Zainuddin adalah seorang ulama karismatik dan pendiri Nahdlatul Wathan, organisasi massa Islam terbesar di provinsi tersebut.
Zainuddin dikenal atas jasanya terhadap perkembangan nasionalisme dan agama di NTB. Situasi Islam di Lombok pada masa penjajahan menjadi salah satu faktor yang mendorong untuk melakukan perubahan.
Selain itu, beliau mendirikan pesantren bernama Al-Mujahidin pada tahun 1934, madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah pada tahun 1936, dan madrasah khusus putri bernama Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah pada tahun 1943.
Semangat nasionalismenya terlihat dari perjuangannya membangun masyarakat melalui pendidikan Islam. Beliau juga menjadi pelopor penyerangan markas NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda), serta propaganda anti Belanda.
2. Almarhumah Laksamana Malahayati
(Foto: Wikiwand)
Malahayati merupakan seorang pejuang perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh. Ia disebut sebagai laksamana perempuan pertama di Indonesia, bahkan dunia.
Malahayati adalah panglima perang Kesultanan Aceh. Beliau dikenal atas keberaniannya melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis pada abad ke-16.
Pada tanggal 11 September 1599, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houotman, salah satu penjajah Belanda pertama yang menjejakkan kaki di Indonesia.
Bangsa Belanda dan Portugis sama-sama sempat merasakan kehebatan pasukan Malahayati. Pada tahun 1606, Laksamana Malahayati gugur saat bertempur melawan pasukan Portugis di Perairan Selat Malaka. Jasad Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.
3. Almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah
(Foto: Riaunews.com)
Sultah Mahmud Riayat Syah atau yang lebih dikenal dengan Sultan Mahmud Syah III merupakan pemimpin Kerajaan Melayu Riau Lingga.
Uniknya, beliau dilantik menjadi Sultan pada tahun 1761. Saat itu, Mahmud masih berusia dua tahun. Beliau memimpin pemerintahannya di Hulu Riau selama 26 tahun dari 1761-1787 M.
Sultan Mahmud Syah III dikenal dengan kecerdasannya menyusun strategi perang. Selain itu ia juga pandai membangun pusat-pusat ekonomi. Atas perjuangannya, Lingga kemudian dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu dan Pulau Penyengat sebagai Pulau Indera Sakti. Sultan Mahmud meninggal pada tahun 1812.
4. Almarhum Lafran Pane
(Foto: Riaunews.com)
Lafran Pane lahir pada 5 Februari 1922 di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Pada 15 Februari 1947, Lafran Pane mendirikan sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam. HMI dibentuk untuk mempertahankan Indonesia pasca kemerdekaan sekaligus mengembangkan ajaran Islam.
Awalnya, HMI didirikan sebagai lemabaga independen tanpa melihat dari lembaga atau kelompok mana para anggotanya itu.
Tidak pernah terlibat menjadi anggota partai politik, Lafran menghabiskan waktu sebagai dosen di berbagai kampus di Yogtakarta hingga akhir hayatnya.
Pemerintah menilai keempat tokoh tersebut memiliki kegigihan dalam memperjuangkan bangsa melebihi tugas yang diembannya. Mereka mengabdi dan berjuang sepanjang hidupnya.
Selamat Hari Pahlawan, mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan bangsa.