KRICOM - Jakarta diprediksi akan kembali dikepung banjir. Pasalnya, belakangan ini curah hujan di ibu kota cukup tinggi, namun drainase belum berjalan dengan baik.
Menurut Budayawan Betawi Ridwan Saidi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jangan mengikuti pola penanganan banjir seperti pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kalau Ahok itu ngelebarin kali hingga menggusur, itu bukan obatnya. Tapi harus didalamin kali itu," Ridwan kepada Kricom.id di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Menurutnya, salah satu penyebab banjir terus terjadi di Jakarta karena kali-kali di Jakarta cetek.
''Saya kira pendalaman kali ya. Kalau pelebaran melanggaran hak orang karena memang kalinya cetek, jadi mesti didalemin, bukan dilebarin. Lumpur dikeruk lagi," jelas pria berambut putih ini.
Dengan logat betawinya yang kental, Ridwan melanjutkan, faktor lainnya adalah banyaknya bangunan-bangunan di jalanan ibu kota yang menutup saluran air.
"Bangunan pencakar langit itu enggak ada saluran air lagi. Itu persoalannya, pembuangan air gedung pencakar langit enggak bener," kata dia.
"Sayangnya itu sudah bangunan permanen, biar dia telen risikonya aja deh, tapi kan kena warga saja," tambahnya.
Ridwan pun menyarankan agar Anies segera melobi para pemilik bangunan itu agar mau memperbaiki kontur bangunanannya.
"Pemilik gedung-gedung dikumpulin untuk dikasih tahu. Enggak boleh menolak diajak dialog," imbuhnya.
Sebagai pria asli Betawi, Ridwan yakin tahun 2018 mendatang, Anies mampu melakukannya.
"Kan dia akan prioritaskan. Karena anggaran APBD 2018 belum beres. Nanti kalau turun, diprioritaskan Januari-Februari dalam keadaan peralihan. Dia akan tanggung jawab masalah banjir," pungkasnya.