KRICOM - Beberapa hari ini, Jakarta kembali diguyur hujan dengan intensitas lumayan tinggi. Akibatnya tidak tanggung-tanggung, beberapa kawasan mulai digenangi air, antara lain kawasan Jati Padang, Dukuh Atas, dan Kuningan.
Lalu, siapa pihak yang mesti disalahkan? Tampaknya, hal itu tak terlalu penting karena yang harus diperhatikan adalah faktor lingkungan dan sistem pendukungnya. Hal inilah yang dibeberkan oleh pengamat tata kota, Yayat Supriatna pada Kricom melalui sambungan telepon.
Yayat memaparkan bahwa setidaknya ada empat faktor utama yang menjadi penyebab banjir di Jakarta.
"Pertama, Jakarta itu termasuk daerah daratan yang terdapat pintu dari muara-muara sungai. Otomatis posisi ini menimbulkan kerawanan. Apalagi dulu itu ada kawasan rawa-rawa, seperti Rawa Buaya, Rawa Sari, dan sebagainya. Itu kondisi yang menyebabkan kota Jakarta merupakan tempat air. Hal itu jelas jadi rawan banjir," ujar Yayat di Jakarta, Rabu (13/12/2017).
Kemudian, lanjutnya, permukaan tanah di Jakarta itu mengalami penurunan yang signifikan. Alhasil, kontur tanah Jakarta melandai dan cepat mengalami genangan air ataupun banjir.
"Itu yang menyebabkan banyak potensi genangan air baru. Apalagi intensitas hujan baru-baru ini kian tinggi, lebat, dan berkelanjutan dengan waktu cepat," lanjutnya.
Di sisi lain, kapasitas dari drainase dan pemeliharaan kota, seperti kebersihan dan tata pembangunan kota juga sangat menentukan. Menurut Yayat, hal itu yang harus lebih diperhatikan.
"Ketika faktor yang satu ini tak bagus diatasi, maka intensitas hujan itu pun tak tertampung lagi. Makanya, segera antisipasi hal tersebut biar banjir tidak terus terjadi," tutupnya.