KRICOM - Hubungan Presiden Joko Widodo dan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan tampak mesra. Keduanya sering bertemu dan bersama dalam sejumlah kesempatan.
Namun, tak ada satu pun dari kader PDIP yang 'nyinyir' melihat kedekatan dua tokoh itu. Berbeda halnya jika Jokowi bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan ayah dari AHY.
Pengamat Politik Jeiry Sumapuw menilai, hal itu disebabkan oleh faktor dari SBY sebagai mantan presiden yang sangat berpengaruh dibanding AHY.
"AHY ini kan belum jelas apanya. Dan dia belum punya pengaruh politik yang signifikan ya. Justru dia melakukan ini untuk sebagai branding dirinya," kata Jeiry kepada Kricom di Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Oleh sebab itu, menurut dia, secara politik, AHY belum terlalu disegani.
"Reaksi publik atau politisi pun sebetulnya enggak terlalu banyak soal itu. Adem-adem ajalah," kata Koordinator Pemilih Indonesia ini.
Selain itu, hubungan 'panas' antara SBY dan pengusung Jokowi, Megawati Soekarnoputri selama ini juga bersifat pribadi.
"Mereka kan sampai sekarang juga belum bisa 'ketemu' ya. Meski ada forum beberapa kali, tapi sulit," papar Jeiry.
Jeiry tak yakin, hubungan antara SBY dan Megawati akan 'membaik' meski antara PDIP dan Demokrat membangun koalisi jelang Pilpres 2019.
"Saya kira tak terlalu signifikan ya pengaruhnya. Bagi Mega dia juga sudah tahu positioning Jokowi. PDIP juga paham bahwa Jokowi perlu melakukan komunikasi dengan sejumlah kalangan seperti AHY, Demokrat dan SBY," katanya.
"Jadi PDIP sendiri memahami, tindakan-tindakan politik Jokowi yang bertemu dengan sejumlah kalangan seperti Demokrat dan SBY," tutupnya.