KRICOM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan sebuah kunjungan kerja ke Brussels, Belgia untuk mendapatkan dukungan dari badan Uni Eropa (UE), terkait status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Kepada perwakilan negara-negara Eropa, Netanyahu memaparkan bahwa pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel akan membantu usaha untuk menciptakan perdamaian di kawasan Israel dan Palestina.
"Pernyataan Trump akan membantu proses perdamaian, karena pengakuan terhadap fakta dan realita adalah inti dan pondasi dari sebuah perdamaian," ujar Netanyahu, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (11/12/2017).
Namun usaha Netanyahu berakhir sia-sia. UE menolak untuk mengakui status Yerusalem karena hal tersebut dinilai akan menghambat proses pembicaraan damai antara Israel dengan Palestina yang tengah berjalan hingga saat ini.
"Saya rasa sangat sulit bagi negara-negara lain untuk menyepakati hal tersebut dan saya pikir tidak ada negara-negara UE yang akan mengakui status tersebut," ujar diplomat Swedia untuk UE, Margot Wallstrom.
Adapun Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga tengah melakukan perjalanan ke luar negeri. Dirinya dikabarkan sedang melakukan pertemuan di Mesir untuk menanggapi ucapan Trump.
Setelah itu, Abbas juga akan terbang ke Turki untuk bertemu dengan para pemimpin negara-negara Islam demi mencari dukungan atas status Kota Yerusalem.