KRICOM - Gerhana bulan total yang terjadi di awal tahun 2018 ternyata menyimpan keunikannya tersendiri. Pasalnya fenomena alam tersebut terjadi bersamaan dengan kejadian super moon dan blue moon.
Super moon merupakan istilah populer penyebutan purnama di saat posisi orbit bulan sedang berada di jarak tedekat dengan bumi, sedangkan fenomena blue moon yaitu bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan kalender.
Sedangkan gerhana bulan adalah ketika bayangan bumi menghalangi cahaya matahari yang menyinari bulan, di mana posisi matahari, bumi, dan bulan berbaris sejajar di bidang tata surya. Menariknya, bulan akan berubah warna menjadi merah pada puncak gerhana total.
Peneliti Observatorium Bosscha Lembang, Mohamad Irfan menerangkan, gerhana bulan total akan diawali dengan gerhana parsial yang dimulai pada pukul 18.48 WIB yang dilanjutkan dengan gerhana total dan berakhir pada pukul 22.11 WIB. Menurutnya, total fase gerhana bulan total akan berlangsung selama 1 jam 16 menit.
"Ketika terjadi gerhana bulan total posisinya akan mencapai jarak terdekat dengan bumi sehingga akan membuat bulan tampak lebih besar dan terang," ucap Irfan di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (31/1/2018).
Irfan menerangkan, yang bisa menyaksikan proses gerhana bulan total mulai dari masuknya bulan ke bayangan penumbra bumi, puncak gerhana, hingga bulan keluar dari bayangan penumbra bumi hanya sebagian wilayah saja.
"Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera tidak bisa melihat prosesi urutan ini, dengan kata lain hanya bisa dilihat ketika bulan di posisi gerhana, sedangkan wilayah timur Indonesia, seperti pulau Papua, Kalimantan, Sulawesi, Bali, hingga Jawa Timur bisa menikmati urutan hingga gerhana berakhir," terangnya.
Selanjutnya, Irfan menegaskan gerhana bulan bukanlah fenomena yang dapat menimbulkan bencana, sehingga masyarakat tidak perlu risau atas peristiwa alam tersebut.
"Peristiwa ini sangat aman ditonton dan bisa membuat takjub bagi yang mengamatinya. Yang akan terjadi, hanyalah naiknya gelombang air laut sehingga para nelayan diingatkan agar berhati-hati saat melaut," paparnya.
Gerhana bulan, bisa dinikmati masyarakat dengan mata telanjang namun apabila ingin melihatnya dengan lebih jelas bisa dengan menggunakan berbagai peralatan.
"Bisa diamati secara jelas dengan alat seperti Teleskop, tapi bisa juga dilihat tanpa bantuan peralatan apapun tidak serepot mengamati gerhana matahari yang butuh kacamata khusus gerhana," paparnya.
Namun, Irfan memprediksi saat mengamati gerhana kemungkinan akan mengalami kendala melihat kondisi hujan yang terjadi pada malam hari.
"Seperti diketahui, sedang musim hujan, tapi mudah-mudahan cuacanya mendukung agar masyarakat bisa melihat dan mengamati gerhana bulan," tandasnya.