KRICOM - Kehadiran empat partai baru tentu akan membawa warna tersendiri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilu 2019. Namun banyak menilai keberadaan mereka di pemilihan lima tahunan itu hanya sebagai angin lewat saja.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin optimis jika partai-partai baru tersebut bisa saja menggeberak Pemilu 2019 dan mengantarkan kadernya melenggang ke Senayan.
"Perjuangannya memang akan berat. Kecuali partai-partai baru tersebut mau mengeluarkan dana yang lebih besar dari partai-partai lama," kata Ujang kepada Kricom.id, Rabu (21/2/2018).
Menurutnya, peluang partai baru untuk merebut simpati rakyat jelang Pemilu 2019 cukup terbuka lebar. Seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digawangi muda-mudi misalnya.
Karena sebagai generasi milenial, mereka tentu masih bingung menentukan siapa calon pemimpin masa depan yang akan dipilih.
"Butuh strategi yang jitu dalam mendekati masyarakat guna melenggang ke Senayan. Bisa menyerang via udara dengan media massa dan serangan darat dengan cara door to door," tutur Ujang.
Jika serius, Ujang yakin partai baru ini bisa membawa kadernya menjadi wakil rakyat di Senayan. Hal itu terbukti ketika mereka bisa mengalahkan proses verifikasi partai lama seperti PBB dan PKPI.
"Artinya kampanye melalui media dan door to door harus dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif. Dengan begitu, mereka bisa mengalahkan partai lama yang sudah establish," tandasnya.
Di Pemilu 2019 ini, ada empat pendatang baru yang akan meramaikan pemilihan lima tahunan. Mereka di antaranya Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Berkarya dan Partai Garuda
Berdasarkan PKPU Nomor 11 Tahun 2017, keempat parpol itu dinilai telah memenuhi syarat verifikasi faktual di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.