KRICOM - Elektabilitas Presiden Joko Widodo semakin menurun. Jika sebelumnya di kisaran 36 persen, kini menyentuh angka 35 persen.
Menurut Direktur Lembaga Survei Median Rico Marbun, Jokowi bisa saja bisa bernasib sama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saat itu, Ahok keok di ajang Pilkada DKI 2017.
"Jadi yang perlu diwaspadai oleh Pak Jokowi seperti Pilgub DKI beberapa waktu lalu. Mohon maaf misalnya dari hasil survei kami melihat bukan siapa memilih tapi karena apa?" kata Rico saat acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).
Rico menambahkan, menurunnya elektabilitas Jokowi karena ada yang tidak suka dengan beliau. Sehingga, nantinya Jokowi juga bisa diserang isu-isu politik identitas.
"Tema ketidaksukaan kepada pak Jokowi karena faktor politik identitas ketidakadilan itu meningkat. Saya pikir orang akan memilih bukan hanya karena faktor yang bersangkutan tetapi karena asal bukan siapa nah itu yang berbahaya menurut saya buat pak Jokowi," papar Rico.
Menurut Rico, jika melihat dari tiga survei yang dilakukan dalam setahun belakangan ini Jokowi sebagai petahana terus mengalami penurunan dari angka 37 persen sekarang ada di angka 35 persen. Celakanya, pada saat yang sama, kompetitor para penantang Jokowi mengalami kenaikan suara, seperti Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan dan AHY.
"Kalau kami melihat Pak Jokowi ini lemah di basis pemilih menengah ke atas dan itu paralel dengan pertanyaaan kami tentang apa yang meresahkan dalam kehidupan sehari-hari," tutup Rico.
Seperti diketahui, elektabilitas Jokowi berada di posisi pertama dengan angka 35 persen. Sementara Prabowo dengan di urutan kedua dengan 21,2 persen. Di belakang mereka ada nama seperti Gatot Nurmantyo (5,5 persen) , Anies Baswedan (4,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,3 persen).
Survei yang melibatkan 1.000 responden ini dengan metode margin of error sebesar +/-3,1 persen dengan tingkat kepercayan 95 persen. Responden dipilih dengan teknik Multistage Random Samplong dan Proposional ROV dan Gender.