KRICOM - Sampah seberat 50 ton yang sempat menutupi kawasan Muara Angke telah menjadi berkah tersendiri. Menurut Kepala Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan Sudin LH Kepulauan Seribu, Ari Prabowo, sampah yang telah bercampur dengan lumpur dapat menjadi media yang baik untuk bertumbuhnya tanaman mangrove.
Karenanya, tak semua sampah diangkat dan dibersihkan karena akan digunakan oleh komunitas Mangrove Jakarta Utara dan masyarakat sekitar.
"Bekas tumpukan sampah yang sudah jadi lumpur itu mau dimanfaatkan sama masyarakat dan komunitas untuk menanam mangrove," ucap Ari saat dihubungi Kricom, Jumat (23/3/2018).
Ia berkisah, awal mula pohon-pohon manggrove tersebut ditanami dibekas lumpur sampah hanya sebagai uji coba. Namun ternyata percobaan ini membuahkan hasil dengan suburnya mangrove hingga sekarang menjadi hutan yang terdapat di Muara Angke.
"Mangrove itu lebih subur kalo dari sampah. Pas tahun 2008 itu banyak sampah, kami uji coba tanam mangrove ternyata hidup semua. Jadi sebenarnya dia subur saja karena sampahnya sudah jadi kompos," sambungnya.
Karena hal inilah, sisa sampah yang ada sekarang tidak akan dibersihkan secara keseluruhan karena permintaan dari komunitas mangrove dan masyarakat sekitar.
Hingga saat ini, bibit mangrove yang disediakan oleh komunitas mangrove telah mencapai 500 ribu dan nantinya akan ditanami di bekas tumpukan sampah yang telah menjadi lumpur.