KRICOM - Lautan sampah sebanyak 50 ton di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara diduga merupakan dampak proyek reklamasi. Apalagi sampah tersebut sudah mengendap sejak tahun 2014.
Manajer Kampanye Urban dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Dwi Sawung membenarkan hal tersebut. Tumpukan sampah bisa terbawa ke Muara Angke karena disebabkan perlambatan arus oleh reklamasi.
"Dampak reklamasi menyebabkan adanya perlambatan arus pada musim tertentu. Kalau dulu sampah dari laut ketarik kembali ke laut, kalau sekarang dia pasti ke darat makanya menumpuk di situ," kata Dwi kepada Kricom, Senin (26/3/2018).
Namun dugaan tersebut masih diselidiki Walhi. Pasalnya, belum ada pengkajian data secara valid yang dirilis organisasi peduli lingkungan soal lautan sampah Muara Angke.
"Perkiraan kita sih gara-gara itu. Tapi kami juga belum berani merilis pernyataan ini takut dibilang tidak benar, kami masih dalam tahap pengkajian," tambahnya.
Dugaan ini muncul lantaran reklamasi masih dalam tahap pembangunan dan belum sepenuhnya menjadi pulau.
"Kalau pulau full jadi dan perlambatan arus berakibat pada sampah berarti benar ada dampak dari reklamasi. Karena sampah ini bukannya ke laut tapi malah naik ke darat," tutup Dwi.