KRICOM - Partai Golkar terancam hanya menjadi 'penari latar' dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pasalnya tidak ada kader potensial untuk didorong sebagai Calon Presiden.
"Jadi Golkar ini terancam hanya menjadi penyanyi latar untuk pilpres 2019," kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ardian Sopa kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Sopa tidak asal ucap. Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei LSI dilakukan pada tanggal 1-14 November 2017 di Indonesia.
Dalam survei yang dilakukan LSI, Partai Golkar ternyata tidak memiliki tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai capres. Bahkan untuk kaliber cawapres, Golkar tidak memiliki tokoh.
"Bahkan Partai Golkar terancam tidak memiliki tokoh untuk kaliber sekelas wakil presiden sekalipun," ungkap dia.
Adapun hasil survei LSI menyatakan pemilik elektabilitas tertinggi masih dimiliki Joko Widodo (Jokowi) yang berasal dari PDI Perjuangan. Tercatat elektabilitas Jokowi mencapai angka 38,4 persen.
Posisi kedua pemilik elektabilitas, yakni Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus ini memiliki elektabilitas sebesar 24,6 persen.
Disusul kemudian berturut-turut elektabilitss Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebesar 7,5 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 4,9 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 3,2 persen.
"Jadi sebagai partai pemenang pemilu ke dua dalam pemilu terakhir 2014, partai ini gagal melahirkan satu tokoh pun," tandasnya.
Sebagai catatan, Survei LSI dilakukan pada tanggal 1-14 November 2017 di seluruh Indonesia. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1200 responden. Kemudian metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen.