KRICOM - Timbulnya kelompok-kelompok penyebar hoax dan ujaran kebencian seperti Muslim Cyber Army (MCA) tak lepas dari buruknya kinerja kelompok partai oposisi. Pasalnya, mereka seperti kehilangan semangat oposisi yang substansif untuk mengajukan kritik kepada pemerintah Joko Widodo.
Pengamat politik Boni Hargens menilai, dibalik kinerja pemetintah yang sangat bagus, mereka tak memiliki celah.
"Mereka mengkonstruksi suatu wacana palsu seperti hoax dan fitnah untuk mendelegitimasi pemerintah," kata Boni kepada Kricom di Jakarta, Senin (12/3/2018).
Boni menilai, cara-cara fitnah dan hoax itu tak bisa dipakai para elite formal seperti partai politik.
"Lalu mereka memakai tangan pihak ketiga. Yaitu orang-orang yang tidak memiliki ikatan formal dalam sistem politik," papar dia.
Dalam hal inilah, maka dibangun kelompok non politisi seperti Muslim Cyber Army dan Saracen.
"Kelompok ini bukan kelompok yang mendanani dirinya sendiri. Dia bagian dari rancangan politik untuk mendelegitimasi pemerintah," ungkap Boni.
Sehingga, ada dua kemungkinan yakni adanya pendana yaitu pihak yang melawan pemerintah.
"Secara akal sehat, bahwa ini kelompok oposisi. Ada juga kelompok di luar parlemen yang mendegeletemasi pemerintah seperti ormas keagamaan, bisa ormas sekuler dan kelompok apa saja," katanya.
"Jadi kelompok inilah yang menyediakan dananya," kata dia.
Boni yakin, polisi bisa mengungkap siapa kelompok oposisi yang dimaksud asal dengan adanya dukungan politik yang kuat.