KRICOM - Tahun 2018, kota Jakarta diprediksi akan semakin macet. Pasalnya, selain jumlah kendaraan semakin meningkat, pola mengurai kemacetan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai belum memuaskan.
Ketua Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan mengatakan, kemacetan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia, khususnya Jakarta akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, dan pemekaran kota.
"Kemacetan tidak akan pernah selesai kalau upaya yang dilakukan hanya meminimalisir simpul-simpul kemacetan secara parsial, seperti pembatasan ruang gerak kendaraan.
Terlebih jika yang diatasi hanya simpul yang terlihat di permukaan dan tidak menyentuh akar masalah," kata Edison kepada Kricom di Jakarta, Kamis (28/12/2017).
Menurut Edison, jika pola seperti ini terus terjadi, maka apa pun yang dilakukan pemerintah tidak akan memberi dampak yang signifikan, apalagi menjadi solusi efektif kemacetan secara berkelanjutan. Diharapkan setiap kebijakan harus sudah melalui kajian yang lebih dalam.
"Pemprov jangan segan menghentikan proyek infrastruktur lalin yang tak sesuai dengan peraturan yang ada. Semuanya harus memiliki masterplan dan Amdal, serta sesuai dengan rencana induk yang disesuaikan dengan rencana induk nasional," ungkapnya.
Edison menyarankan agar Anies melakukan pembatasan berjangka penjualan kendaraan bermotor hingga jumlahnya ideal dengan daya tampung ruas dan panjang jalan. Perhatikan juga kesiapan angkutan umum yang terintegrasi dan terjangkau secara ekonomi.
"Pembangunan infrastruktur jalan harus disesuaikan dengan kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan, apalagi pencitraan. Setiap kebijakan terkait dengan lalu lintas dan angkutan jalan harus prorakyat. Bukan menjadi ajang bisnis yang orientasinya untuk mendapat keuntungan. Lalu lintas adalah tanggung jawab negara sebagai bentuk pelayanan publik," tutupnya.