KRICOM - Peringatan Hari Pahlawan mempunyai makna tersendiri bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu pemimpinnya, Saut Situmorang memaknai peristiwa sejarah itu sebagai bentuk untuk menunjukkan kekuatan KPK dalam menangani kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.
Hal itu berdasarkan pada sejarah para pahlawan yang menurutnya di mana sampai saat ini masih ada saja pahlawan yang tidak diketahui jasad maupun pemakamannya.
Untuk itu, Saut menyimpulkan jika ingin menjadi pahlawan, KPK harus berani, tidak boleh takut bahkan jika harus seperti yang dialami para pahlawan.
"Pahlawan itu ada yang sampai sekarang, kurang lebih belasan tahun, tidak tahu di mana dikuburkan. Apa yang bisa kita simpulkan dari situ, bahwa pahlawan tidak boleh takut," kata Saut kepada wartawan, di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Bahkan, untuk proses penanganan kasus-kasus di KPK, Saut menekankan untuk mengedepankan sikap. Sebab, untuk menjadi seorang pahlawan, KPK dituntut berani, jujur, berkorban, dan mau menolong orang lain demi kesejahteraan bersama.
"(Dalam menghadapi) persoalan tidak boleh takut, berani, jujur, berkorban, menolong orang lain untuk menciptakan Indonesia lebih sejahtera, lebih memiliki daya saing. Itu yang saya sebutkan, harus berani menyelam di tempat sedalam-dalamnya walau tanpa tabung oksigen," tegasnya.
Selain itu, peringatan hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November setiap tahunnya juga tidak hanya dikaitkan dengan masa lalu. Saut juga memaknainya untuk generasi muda saat ini.
"Seperti yang disampaikan tadi bahwa kepahlawanan versi generasi now adalah antikorupsi, mereka harus jujur, peduli, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, sederhana, adil bahkan sabar," tuturnya.
Diketahui, hari pahlawan merupakan hari di mana seluruh masyarakat Indonesia mengingat jasa para pahlawan yang gugur demi memerdekakan Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan upacara yang dilakukan untuk mengenang sekaligus bentuk penghormatan untuk para pahlawan.