KRICOM - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi tak henti-hentinya mengucap rasa syukur lantaran kunjungan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ke Afghanistan bisa berlangsung aman dan lancar.
Bahkan saking khawatirnya, Retno sampai mengucap sujud syukur setelah pesawat lepas dinyatakan lepas landas dari Afghanistan.
"Bu Menlu dan Paspampres sujud syukur setelah memasuki pesawat #AlhamdulillahSudahPulang," kicau Sekretaris Kabinet, Pramono Anung lewat akun Twitternya, Selasa (30/1/2018).
Kekhawatiran Retno terhadap Jokowi bukan tanpa alasan. Sebab setelah mendarat di Afghanistan, orang nomor satu di Indonesia ini menolak untuk mengenakan perlengkapan pengamanan, khususnya rompi antipeluru.
Namun untungnya, pertemuan yang selama enam jam tersebut berlangsung aman tanpa ada kendala.
"Kunjungan yang dilakukan selama kurang lebih enam jam tadi berlangsung dengan aman dan lancar, dan dengan hasil yang sangat baik. Sekali lagi, kita patut bersyukur alhamdulillah bahwa kunjungan Presiden ke Kabul dapat dilakukan dengan lancar dan aman," kata Retno dalam keterangan persnya.
Setidaknya, ada beberapa isu yang dibahas dalam kunjungan tersebut, Pertama soal peace building yang diminta Presiden Ghani pada saat kunjungan ke Indonesia pada bulan April tahun lalu.
“Pada tanggal 28 Februari nanti menurut rencana akan dilakukan peace process, pertemuan yang kedua. Indonesia akan diundang untuk hadir di dalam pertemuan tersebut, dan delegasi Indonesia akan hadir dan delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Wakil Presiden,” ungkap Menlu.
Kedua, Presiden Ghani dan Jokowi sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Apalagi, angka perdagangan Indonesia dengan Afghanistan memang masih sangat kecil.
Makanya, dia meminta bantuan Indonesia agar apat memberikan capacity building tetapi untuk bussiness to bussiness. Sehingga, Afghanistan bisa meningkatkan ekspornya keluar.
Masih di dalam konteks ekonomi dan capacity building, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia menawarkan beasiswa degree 100 orang untuk belajar di Indonesia.
Selain itu, Jokowi juga berencana mensyiarkan ajaran Islam dengan membangun kompleks Indonesia Islamic Center yang lahannya diberikan oleh pemerintah Afghanistan, seluas 10.000 meter persegi, di dekat Kabul.
Nantinya, komplek Indonesia Islamic Center ini direncanakan akan terdiri dari masjid, klinik kesehatan, perpustakaan, dan juga guest house.
"Masjid itu diberi nama Masjid As-salam yang berarti perdamaian. Masjid sudah selesai, sudah digunakan. Kalau dilihat, Islamic Center ini memiliki peran yang sangat strategis dalam the whole process rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan," tandas Retno.