KRICOM - Industri perfilman Indonesia pernah berjaya. Bukan hanya film bergenre drama, komedi, horor sana yang pernah mengharumkan perfilman Indonesia. Film kolosal produksi anak bangsa ternyata sempat digandrungi masyarakat di zamannya.
Kali ini, KRICOM akan mengulas lima film kolosal paling hits yang pernah dibuat dan diputar di Indonesia.
1. Angling Dharma
Foto: Google.co.id
Drama kolosal Angling Dharma merupakan sebuah sinetron yang produksi PT Genta Buana Pitaloka. Tokoh Angling Dharma sendiri dibintangi oleh Aktor Anto Wijaya. Sinetron yang disutradarai oleh Imam Tantowi ditayangkan pertama kali pada tahun 2001 dan berakhir pada 2005. Selama empat tahun, Angling Dharma tayang sebanyak 288 episode.
Selain meraih rating yang tinggi, Angling Dharma meraih penghargaan sebagai Drama Seri Laga Terfavorit di ajang Panasonic Award 2002 dan Sinetron Laga Terpuji di Festival Film Bandung tahun 2004.
2. Misteri Gunung Merapi
Foto: Wikipedia.com
Siapa yang tidak kenal dengan Mak Lampir? Nama Mak Lampir identik dengan sinetron laga kolosal Misteri Gunung Merapi. Mak Lampir sendiri diperankan oleh Farida Pasha dengan suara tertawanya yang khas dan menakutkan. Selain Mak Lampir, ada tokoh baiknya bernama Sembara.
Sinetron fenomenal ini ditulis oleh M.Abnar Romli dan Niki Kosasih. Dari tulisan ini, Misteri Gunung Merapi akhirnya diproduksi oleh Henta Buana Pitaloka tayang perdana pada tahun 1999 dan berkahir pada tahun 2005.
Setidaknya ada 261 lebih episode dalam sinetron ini. Bahkan, sinetron ini terbagi dalam tiga season. Selama tiga season, sinetron ini disutradarai oleh lima oran, yakni M.Abnar Romli, Ucik Supra, ED Pesta Sirait, Muchlis Raya dan Dimas Haring.
3. Tutur Tinular
Foto: Wikipedia.com
Tutur Tinular merupakan sebuah sinetron kolosal yang disutradarai oleh Muchlis Raya. Cerita sinetron ini ditulis oleh Imam Tantowi.
Ditayangkan pertama kali pada tanggal 25 Oktober 1997 di ANteve (Season 1), karena kesuksesannya membuat Indosiar melirik dan membeli serial produksi PT Genta Buana Pitaloka tersebut.
Adapun bagian pertama serial ini berkisah tentang kehidupan awal Arya Kamandanu sampai peresmian Sanggrama Wijaya sebagai raja Kerajaan Majapahit. Sementara season kedua berkisah tentang pemberontakan Ranggalawe sampai pemberontakan Ra Kuti.
Awal mula serial sinetron Tutur Tinular merupakan visualisasi gabungan dua sandiwara radio, yaitu Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara.
Beberapa penghargaan pun diraih mengiringi kesuksesan sinetron tersebut, antara lain meraih penghargaan khusus untuk sinetron dan pemeran pembantu terbaik yang diperankan Chairil J.M kedua penghargaan tersebut diraih pada ajang Festival Film Bandung 1998.
4. Wiro Sableng
Foto: youtube.com
Wiro Sableng merupakan sinetron kolosal yang diangkat dari novel karya Bastian Tito. Bastian Tito merupakan ayah dari aktor ternama Vino G Bastian.
Wira Sableng mengisahkan tentang Wira Saksana yang diperankan oleh Ken-Ken. Wira sejak bayi diasuh oleh gurunga Sinto Gendeng atau Sinto Geni. Jago beladiri, punya ilmu kanugaran menjadi ciri khas Wira dalam menumpas kejahatan.
Wira mempunyai senjata kapak geni 212. Selain itu, dia mempunya jurus andalan yakni pukulan Pukulan Sinar Matahari dan Pukulan Kunyuk melempar buah.
Jalan cerita yang diselingi dengan adegan humor menjadikannya sinetron yang tayang pada tahun 1995 ini, paling hits bagi generasi era 90-an.
5. Si Buta dari Goa Hantu
Foto: solopos.com
Jika tahu Wira Sableng, Anda pasti tak asing dengan sinetron Si Buta dari Gua Hantu. Ya, sinetron ini tayang usai film Wira Sableng.
Sinetron ini menjadi tontonan favorit generasi 90an. Kisahnya diadopsi dari komik karya Ganes TH. Si Buta dari Gua Hantu menceritakan seorang pria bernama Barda Mandrawata yang diperankan oleh Hadi Leo. Barda kehilangan penglihatannya saat mencoba balas dendam atas kematian ayahnya.
Dalam perjalannnya, dia tak sengaja menemukan sebuah goa angker tersembunyi. Di dalam goa itu dia berhasil mempelajari ilmu ajian langka. Dalam perjalanannya Barda selalu ditemani oleh monyet kesayangannya bernama Kliwon. Diceritakan Barda menggunakan baju yang terbuat dari kulit ular berwarna hijau dan menggunakan tongkat sakti.
Meski berpenampilan sedikit menakutkan, namun Si Buta memiliki hati yang baik, Ia selalu menumpas kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas.
Jadi flashback kan dengan film-film tersebut. Semoga ke depannya, sineas Indonesia bisa menggarap film serupa dan kemudian dicintai oleh para generasi milenial. Support your local film!